Saham Bank Raksasa Galau, Respons Bunga Acuan Turun & DP 0%

Putra, CNBC Indonesia
19 February 2021 10:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia-Saham perbankan bergerak variatif pada perdagangan hari ini merespons sentimen positif dan negatif yang datang bersamaan dengan rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) kemarin (18/2/21).

Kabar baik dari RDG BI datang dalam bentuk pemotongan suku bunga acuan dimana tentunya hal ini akan menguntungkan perbankan yang bisa meningkatkan kreditnya karena suku bunga rendah akan lebih diminati oleh masyarakat.

Selain itu perbankan juga diuntungkan dimana kredit konsumsi berpotensi naik setelah pemerintah menghapus PPnBM mobil dibawah 1500 cc serta BI yang memutuskan untuk membebaskan uang muka atau (down payment/DP) 0% bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Meskipun demikian kabar buruk muncul setelah BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3-5,3% dari yang sebelumnya 4,8-5,8%.

Simak gerak saham perbankan raksasa pada perdagangan hari ini.

Terpantau berberapa perbankan raksasa alias Bank BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triiun) bergerak variatif merespons hasil RDG BI.

Kenaikan paling kencang dibukukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melesat 1,07% ke level Rp 4.720/unit. Selanjutnya di posisi kedua bank raksasa lain dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga terparesiasi 0,45% ke level Rp 33.825/unit.

Sementara itu bank lain yang terkoreksi parah yakni PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang baru saja merilis laporan keuangan tahunanya dimana laba bersih perseroan anjlok 70% lebih hingga tersisa sekitar Rp 1 triliun. BDMN terkoreksi 1,58%.

Koreksi terparah dibukukan oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang anjlok 1,78% ke level Rp 1.105/unit.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3-5,3% dari yang sebelumnya 4,8-5,8%.

"Pada 2021 BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3-5,3%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).

Penurunan proyeksi tersebut dikarenakan rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020. Sehinggasecara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%.

Perry menyebutkan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi nasional yang ditargetkan pemerintah selesai pada akhir 2021.

BI turut mendorong ekonomi dengan sinergi bersama pemerintah.

"Sinergi 5 aspek pembukaan sektor produktif aman, akselerasi stimulus fiskal, peningkatan kredit dari perbankan dan sektor keuangan, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi," jelas Perry.

Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse RepoRate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%,suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bungaLending Facilitysebesar 4,25%," kata Perry usai RDG, Kamis(18/2/2021).

Keputusan ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar.Keputusan yang dibicarakan Perry sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Tahun lalu, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 bps. Penurunan hari ini menjadi yang pertama pada 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular