
2 Hari Galau Naik-Turun, IHSG Berisiko Merosot Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,44% ke 6.200,208 pada perdagangan Kamis kemarin, padahal nyaris sepanjang perdagangan mampu berada di zona hijau. Hari sebelumnya pergerakan IHSG juga mirip, menguat di awal sebelum berakhir di zona merah.
Kemarin berbalik turunnya IHSG terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari.
Meski melemah, data perdagangan mencatat investor asing akhirnya melakukan aksi beli bersih senilai Rp 213 miliar di pasar reguler, setelah berhari-hari melakukan aksi jual bersih. Nilai transaksi tercatat cukup kecil sebesar Rp 12,8 triliun.
Penurunan IHSG terjadi akibat BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,3% sampai 5,3% dari sebelumnya 4,8% sampai 5,8%.
Penurunan proyeksi tersebut dikarenakan rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020. Sehingga secara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%.
BI kemarin juga menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%, guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo usai RDG, Kamis (18/2/2021).
Sementara pada hari ini, Jumat (19/2/2021) data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan menjadi perhatian pelaku pasar. Namun, tekanan datang dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis kemarin, dan beberapa bursa Asia yang sudah buka menyusul ke zona merah.
Secara teknikal, IHSG masih mampu bertahan di atas level 6.200 dan rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) masih memberikan potensi penguatan.
Pada perdagangan Selasa (16/2/2021), muncul lagi pola Doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Pergerakan dalam 2 hari terakhir menunjukkan hal tersebut, IHSG menguat di awal perdagangan sebelum berbalik melemah.
Dengan munculnya pola Doji, peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sebaliknya, stochastic pada grafik 1 jam mulai masuk ke wilayah oversold, sehingga ada peluang rebound.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu support terdekat berada di kisaran 6.200, jika ditembus IHSG berisiko turun ke 6.160 sebelum menuju 6.110.
Resisten terdekat berada di kisaran 6.260, jika mampu ditembus, IHSG berpeluang kembali menuju 6.300 lagi.
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000