
Bursa Asia Ambles Lagi, Hanya Shanghai yang Mampu Bertahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup melemah pada Kamis (18/2/2021), di tengah semaraknya aksi ambil untung (profit taking) investor setelah beberapa hari lalu mengalami penguatan tajam.
Hanya indeks Shanghai Composite China saja yang mampu bertahan di zona hijau, di mana indeks saham Negeri Tirai Bambu tersebut ditutup menguat 0,55% ke level 3.675,36. Penguatan indeks saham China terjadi setelah libur panjang tahun baru Imlek.
Sedangkan sisanya terpaksa kembali ditutup di zona merah, di mana pelemahan indeks Hang Seng Hong Kong yang paling parah dibandingkan dengan indeks saham lainnya di Asia. Hang Seng ditutup ambrol 1,58% ke level 30.595,27.
Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan menjadi yang terparah kedua setelah Hang Seng, yakni ambles 1,5% ke level 3.086,66. Adapun indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,19% ke level 30.236,09 dan Straits Times Indes (STI) Singapura terdepresiasi 0,4% ke 2.908,85.
Pelemahan bursa saham Asia juga diikuti oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut turun 0,44% ke level 6.200,31. Padahal sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat bergerak di zona hijau.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 12,8 triliun tergolong kecil apabila dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan Januari dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 213 miliar di pasar reguler.
Aksi profit taking investor di Asia tak terbendung pada hari ini, karena beberapa hari sebelumnya, bursa saham Asia melesat tinggi, sehingga hal itu dapat mengundang perilaku investor untuk melepas saham secara serentak.
Di Hong Kong, saham teknologi menjadi 'korban' aksi jual investor pada hari ini, di mana saham Aac Technologies terkoreksi parah pada perdagangan hari ini, yakni ambles 5,81%.
Sedangkan di Korea Selatan, aksi jual besar-besaran juga terjadi di saham teknologi, di mana saham raksasa teknologi asal Negeri Ginseng, Samsung Electronics terjatuh hingga 1,3%.
Kekhawatiran atas situasi virus corona di Korea Selatan makin memperburuk pergerakan indeks saham di negara tersebut, di mana otoritas kesehatan setempat melaporkan 621 infeksi baru pada Rabu (17/2/2021) tengah malam waktu setempat.
Terlepas dari pelemahan bursa Asia hari ini, pelaku pasar global sedang mencermati data tenaga kerja dan klaim awal pengangguran Amerika Serikat (AS), di mana konsensus Dow Jones berujung pada proyeksi angka 773,000 klaim baru, data perumahan dan manufaktur juga akan dirilis pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
