Tingkat Pengangguran Turun, Dolar Australia Dekati Rp 10.900

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 February 2021 11:45
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melanjutkan penguatan melawan rupiah pada perdagangan Kamis (18/2/2021) hingga mendekati level Rp 10.900/US$. Tingkat penganguran Australia yang kembali menunrun memberikan tenaga bagi dolarnya untuk kembali menguat.

Kurs dolar Australia pagi ini menyentuh level Rp 10.885,84/AU$, menguat 0,27% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 27 Januari.
Biro Statistik Australia pagi ini melaporkan tingkat pengangguran turun 6,4% di bulan Januari, dari bulan sebelumnya 6,6%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak April 2020.

Selain itu, sepanjang bulan Januari terjadi perekrutan tenaga kerja sebanyak 29.100 orang. Artinya, perekonomian Australia mulai bergeliat setelah mengalami resesi terparah sepanjang sejarah akibat serangan virus corona (Covid-19).

Dengan data tenaga kerja yang terus membaik, ada kemungkinan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan merubah panduan kebijakan moneternya, apalagi jika tingkat pengangguran turun lebih cepat ketimbang prediksinya.

Di awal bulan ini, RBA mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan di rekor terendah 0,1%, dan akan menambah nilai QE sebesar AU$ 100 miliar.
Selain itu, RBA baru akan menaikkan suku bunga paling cepat di tahun 2024.

"Dewan Gubernur tidak akan menaikkan suku bunga sampai inflasi stabil di rentang 2% hingga 3%. Saat itu terjadi, pertumbuhan gaji akan menjadi lebih tinggi dibandingkan saat ini," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, sebagaimana dilansir Financial Review, Selasa (2/2/2021).

"Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan perbaikan yang signifikan tingkat pengangguran dan pasar tenaga kerja menjadi ketat lagi. Dewan Gubernur tidak melihat hal itu akan terjadi setidaknya hingga awal 2024," tambahnya.

Lowe mengatakan saat ini tingkat pengangguran masih tinggi dibandingkan 2 dekade terakhir, meski diprediksi akan terus membaik. Di akhir tahun ini, tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi sekitar 6%, dan 5,5% di akhir tahun 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular