Cuaca Ekstrem di Texas Bikin Harga Minyak Tembus Rekor Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 February 2021 11:25
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah terbang lagi. Kali ini si emas hitam tembus rekor tertinggi barunya. Kenaikan harga minyak dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem yang melanda Texas sebagai wilayah produksi minyak terbesar di Amerika Serikat (AS).

Harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah kompak menguat lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Kamis (19/2/2021). Harga kontrak Brent naik 1,66% ke US$ 65,41/barel dan kontrak West Texas Intermediate (WT) melompat 1,37% ke US$ 61,98/barel.

Cuaca dingin yang ekstrem membuat produksi minyak di Texas terganggu. Hal ini dikhawatirkan bakal mengganggu pasokan di pasar. Para pelaku pasar pun memanfaatkan momentum ini untuk membeli kontrak futures minyak mentah. 

Melansir NBC News, Texas yang memproduksi kurang lebih 500 ribu hingga 1,2 juta barel per hari (bph) minyak mentah sedang dilanda cuaca ekstrem. Analis Rystad Energy mengatakan bahwa temperatur di Texas saat ini berada di level terendah dalam 30 tahun terakhir. 

Suhu yang dingin membuat peralatan menjadi beku. Selain itu kurangnya daya listrik juga turut menghambat aktivitas operasional. Menurut para ahli di sektor industri migas, butuh waktu mingguan untuk mengembalikan aktivitas operasional menjadi seperti semula.

"Aksi beli kontrak berjangka minyak dipicu oleh dampak tak terduga pada produksi minyak dan penyulingan di Texas dari badai dingin meningkatkan kekhawatiran pasokan minyak mentah dan bahan bakar," kata Chiyoki Chen, kepala analis di Sunward Trading kepada Reuters.

"Penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari yang diantisipasi juga menambah kekhawatiran pasokan," kata Chen.

Stok minyak mentah AS turun 5,8 juta barel dalam sepekan hingga 12 Februari menjadi sekitar 468 juta barel. Penurunan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi analis di angka 2,4 juta barel. Sebagai informasi, angka tersebut mengacu pada data asosiasi atau American Petroleum Institute (API) . 

Kini pelaku pasar sedang menanti data resmi stok minyak akan dirilis oleh pemerintah melalui Badan Informasi Energi (EIA) AS pada Kamis malam waktu setempat. 

Tren reli harga si emas hitam sejak kuartal terakhir tahun lalu memang ditopang oleh pemulihan permintaan secara gradual yang ditopang oleh Asia terutama China dan kebijakan pemangkasan produksi oleh para kartel yang tergabung dalam OPEC+.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jos! Harga Minyak Melesat Lagi, Naik 1% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular