
Mayoritas di Asia Tutup, Bursa Jepang & Australia Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar bursa saham di wilayah kawasan Asia tutup pada perdagangan hari ini karena perayaan Libur Tahun Baru Imlek. Bursa utama yang masih buka diantaranya bursa saham Jepang dan Australia yang sedang mengalami koreksi.
Dari bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 terpantau berada di zona merah terkoreksi 0,28% ke 9.479,36. Demikian pula bursa saham Australia, dimana indek ASX 300 drop 0,47% ke level 6.805,2.
Perayaan Imlek di sebagian besar negara Asia menjadi hari libur nasional. Hampir sebagian besar bursa saham tutup, termasuk Indonesia.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street pada perdagangan dini hari tadi mengalami koreksi. Indeks Dow Jones terpantau sedikit terkoreksi 0,02%, tapi indeks S&P 500 naik 0,17%.
"Perdagangan di Amerika Serikat dan Eropa pada hari Kamis tidak cukup menggerakkan harga untuk memberikan banyak arahan," analis CoomSec di Sydney, Tom Piotrowski, mengutip Reuters, Jumat (12/2/2021).
Seperti diketahui, Kamis kemarin, bursa saham dunia bertahan mendekati rekor tertingginya karena investor mempertimbangkan beberapa data ekonomi terbaru, perkembangan vaksinasi COVID-19 dan prospek bahwa lebih banyak pengeluaran pemerintah dan stimulus lainnya dari bank sentral akan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Indeks MSCI juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,25%, menambahkan kenaikan sembilan hari berturut-turut. Di Wall Street, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,4% dan 0,2%, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,02%.
"Investor bertaruh pada lebih banyak pengeluaran pemerintah, meskipun antusiasme mereda ketika Presiden AS Joe Biden memperdebatkan lebih banyak belanja infrastruktur," tulis Reuters.
Biden, dalam pertemuan pada Kamis dengan anggota Kongres, mengatakan dia akan meminta investasi besar dalam infrastruktur AS. Upaya infrastruktur, kata analis, dapat menambah triliunan dolar lebih banyak pengeluaran untuk tagihan stimulus darurat $ 1,9 triliun yang diminta Biden Kongres untuk disahkan. Dia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat harus meningkatkan permainannya dalam menghadapi persaingan dari China.
Pemerintah AS melaporkan bahwa klaim pengangguran mingguan turun sedikit minggu lalu, tetapi tidak sebanyak yang diharapkan ekonom yang disurvei oleh Reuters. Sementara itu, terkait pasar tenaga kerja tersebut telah memperkuat dorongan Biden untuk meningkatkan pengeluaran.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Untung RI Libur Pilpres, Bursa Asia Kebakaran Hari Ini Karena Amerika