Wow! Satu Unicorn e-Commerce Bakal IPO di BEI 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu perusahaan digital berstatus unicorn bakal melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, mengatakan masuknya unicorn ke lantai bursa saham bakal makin menggairahkan pasar modal dalam negeri.

"Ada satu unicorn e-commerce kita harapkan IPO di tahun ini," ujar Laksono dalam pertemuan Direksi dan Komisaris BEI dengan pimpinan media, Kamis (11/2/2021).

Meski begitu, Laksono masih merahasiakan siapa unicorn yang akan IPO tersebut. Namun sudah bisa ditebak-tebak siapa unicorn e-commerce yang akan IPO tersebut. Unicorn adalah istilah bagi perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Laksono mengatakan, pihak BEI sudah melakukan pertemuan dengan founder dan manajemen sejumlah unicorn di Indonesia. Dari pertemuan tersebut ada sejumlah masukan dari para unicorn untuk BEI, dan akan diakomodir demi meriahnya pasar modal.

Baca: Tokopedia Siap Melantai di Bursa Saham 2021

Sebelumnya, CNBC Indonesia pernah memberitakan, perusahaan e-commerce raksasa berstatus unicorn di Indonesia, Tokopedia, sudah mengatur strategi untuk bisa segera melantai di bursa saham pada 2021.

Tokopedia disebut telah menunjuk dua perusahaan jasa investasi dan penjamin emisi global yakni Morgan Stanley dan Citi sebagai penasehat dalam upaya mempercepat proses perseroan menjadi perusahaan publik alias go public.

Dalam pernyataan resminya, Tokopedia, yang kini juga dikabarkan menjajaki merger dengan Gojek, menegaskan tengah mempertimbangkan untuk mengakselerasi rencananya menjadi perusahaan publik.

Hanya saja perseroan belum memutuskan pasar atau bursa efek mana dan metode secara spesifik seperti apa, apakah termasuk melalui penawaran umum saham perdana atau tidak.

(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai