Analisis Teknikal

Pasang Sabuk Pengaman! IHSG Bakal Galau Naik-Turun Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 February 2021 08:39
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,33% ke 6.201,828 pada perdagangan Rabu kemarin (10/2). Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar 238 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 14,2 triliun.

Meski demikian, penguatan IHSG tidak mulus, beberapa kali sempat masuk ke zona merah pada perdagangan sesi I. Sempat menguat 0,57% ke 6.216,939, IHSG kemudian berbalik turun ke 0,22% ke 6.168,013. 

Baru pada perdagangan sesi II, IHSG kembali ke zona hijau dan bertahan hingga akhir perdagangan, mengikuti penguatan bursa saham utama Asia lainnya.

Pergerakan yang sama kemungkinan akan terjadi pada perdagangan Kamis (11/2/2021) melihat bursa saham Amerika Serikat (AS) yang bervariasi pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street yang bervariasi tentunya memberikan gambaran arah pasar yang belum jelas, sehingga IHSG berisiko naik-turun lagi.

Secara teknikal, IHSG pada perdagangan Kamis (4/2/2021) membentuk Doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Artinya peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya. Terbukti, kemarin IHSG berbalik melemah setelah sempat menguat di awal perdagangan.

Kabar baiknya, IHSG mampu bertahan di atas 6.000 dan rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50).

IHSG sebelumnya menembus ke bawah MA 50 setelah mengalami kemerosotan 7 hari beruntun pasca membentuk pola 3 gagak hitam (three black crow). Pola tersebut merupakan sinyal pembalikan arah, dari sebelumnya dalam tren menanjak berubah menjadi turun, atau "malapetaka" bagi IHSG.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv 

Pola three black crow terdiri dari 3 candle stick yang menurun, dengan posisi penutupan candle terakhir selalu lebih rendah dari candle sebelumnya.

IHSG yang kini berada di atas MA 50 memberikan peluang berlanjutnya penguatan IHSG, sekaligus menghentikan "bayang-bayang" tiga gagak hitam.

Tetapi jika kembali ke bawah 6.000, maka risiko berlanjutnya penurunan kembali muncul, dengan target ke kisaran 5.600 dalam beberapa pekan ke depan. 

Level 5.600 berada di dekat dengan MA 100 serta Fibonnanci Retracement 61,8% yang bisa menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun 2020 di 3.911 pada grafik harian.

Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sebaliknya, stochastic pada grafik 1 jam sudah bergerak naik dari wilayah oversold yang membuka peluang penguatan.

IHSG kini berada di atas 6.200 yang bisa menjadi kunci pergerakan. Selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang menguat menuju 6.260. Resisten selanjutnya jika level tersebut ditembus berada di kisaran 6.300.

Sementara jika kembali ke bawah 6.200, IHSG berisiko turun ke support 6.160. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun ke 6.110 hingga 6.090.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular