
Duit Gede! MIND ID Disebut Jajaki Pinjaman Sindikasi Rp10,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pertambangan yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) dikabarkan tengah menjajaki pinjaman sindikasi sebesar US$ 750 juta atau setara dengan Rp 10,5 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Sumber investment banker dari Global Capital Asia mengungkapkan, induk usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS) ini disebutkan lagi mengundang sejumlah kreditor.
"Pinjaman sindikasi ini ditargetkan terdiri atas pinjaman US$ 500 juta beserta opsi tambahan (greenshoe) US$ 250 juta," tulis sumber investment banking Global Capital Asia, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (10/2/2021).
Adapun masing-masing pinjaman akan bertenor 3 dan 5 tahun. Sumber tersebut menyatakan, sejumlah bank telah menyerahkan proposal penawaran mereka dan proses berlanjut ke tahap berikutnya.
Hingga saat ini Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak belum menjawab konfirmasi dari CNBC Indonesia.
Pada medio Mei tahun lalu, MIND ID menerbitkan surat utang global senilai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 37,5 triliun. Dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk akuisisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan akhirnya sudah terlaksana pada Juni 2020.
"Kita pakai hasil obligasi itu untuk beli Vale," ujar Orias, saat menggelar jumpa pers virtual, Jumat (15/5/2020).
Obligasi global itu secara rinci digunakan yakni tiga keperluan:
1. Pembelian kembali sebagian dari total obligasi senilai US$ 4 miliar yang pernah diterbitkan perusahaan pada tahun 2018 (senilai US$ 1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,23% dan tenor hingga 2021 dan senilai US$ 1,25 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,71% dan tenor hingga 2023);
2. Akuisisi strategis perusahaan-perusahaan yang dapat mendukung mandat MIND ID
3. Membantu pelunasan pembiayaan-pembiayaan yang ada di grup MIND ID.
Saat obligasi diterbitkan, Orias mengatakan terjadi oversubscribed atau kelebihan permintaan dari investor pembeli sebanyak 6,4 kali.
"6,4 kali permintaan oversubcribed respons yang baik terhadap Indonesia, [global bond] Hutama Karya baik, Bank Mandiri baik, dan kita baik," ungkapnya, Jumat.
Pada Juni 2020 pemerintah Indonesia secara resmi meneken kesepakatan untuk mengambil 20% saham Vale Indonesia melalui induk BUMN Pertambangan, MIND ID.
Pembelian saham ini merupakan divestasi dari para pemegang saham mayoritas Vale Indonesia lainnya, yakni Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM). Dalam penjualan 20% saham ini, VCL akan melepas 14,9% saham dan SMM sebesar 5,1% pada harga Rp 2.780 per unit.
Setelah selesainya transaksi, kepemilikan saham di Vale Indonesia akan berubah menjadi VCL 44,3%, MIND ID 20%, SMM 15%, dan publik 20,7%. Transaksi penjualan ini ditargetkan akan selesai pada akhir 2020. Harga beli divestasi saham itu senilai Rp 5,52 triliun di harga Rp 2.870/saham.
Seperti diketahui, MIND ID juga menerbitkan obligasi sebesar US$ 4 miliar pada November 2018 untuk membeli divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Dari jumlah obligasi tersebut, US$ 3,8 miliar untuk membayar divestasi saham Freeport dan US$ 150 juta digunakan untuk transaksi dan kontribusi belanja modal dalam pengembangan tambang bawah tanah PTFI pada 2019-2020.
Adapun tingkat kupon dan jatuh tempo obligasi tersebut berbeda-beda yakni:
- US$ 1 miliar dengan kupon 5,23% dan jatuh tempo pada 2021.
- US$ 1,25 miliar dengan kupon 5,71% dan jatuh tempo pada 2023.
- US$ 1 miliar dengan kupon 6,53% dan jatuh tempo pada 2028.
- US$ 750 juta dengan kupon 6,75% dan jatuh tempo pada 2048.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! Ada Perombakan Direksi di BUMN Tambang Nih