Manajemen ICBP Buka Suara Terkait Kebakaran Gudang di Cikupa

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 February 2021 08:22
A worker holds instant noodle packs at a market in Jakarta, Indonesia, March 12, 2018. Picture taken March 12, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten produsen mie Instan Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) memberikan penjelasan terkait peristiwa terbakarnya gudang penyimpanan di salah satu pabrik kemasan fleksibel milik perseroan di Cikupa, Tangerang, Banten pada Senin, 8 Februari 2021 lalu.

Corporate Secretary ICBP, Gideon A. Putro menjelaskan, tidak terdapat korban jiwa dalam kebakaran tersebut, tapi terdapat seorang karyawan yang mengalami luka bakar ringan dan sudah dirujuk untuk mendapat perawatan rumah sakit.

"Nilai kerugian yang timbul diperkirakan tidak material dan sudah dilindungi asuransi. Lokasi gudang tersebut relatif jauh dari area produksi, sehingga tidak mengganggu jalannya produksi dan saat ini pabrik kemasan fleksibel Perseroan di Cikupa telah beroperasi kembali secara normal" kata Gideon dalam penjelasannya di laman keterbukaan informasi, dikutip Rabu (10/2/2021).

Gideon melanjutkan, kejadian ini tidak berdampak signifikan terhadap kinerja operasional Perseroan. Sampai dengan saat ini, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak berwenang.

Di sisi lain, perseroan juga akan terus meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan kerja, termasuk di antaranya dengan memperbanyak sistem pemadam api yang akan berfungsi secara otomatis pada saat terjadi kebakaran di lokasi gudang penyimpanan, serta mengedepankan langkah-langkah pencegahan sesuai prosedur standar operasional perseroan.

Sebagai informasi saja, sampai dengan periode kuartal ketiga tahun lalu, ICBP membukukan laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun, naik 2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 3,89 triliun.

Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, selama sembilan bulan pertama tahun ini, ICBP membukukan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 3% menjadi Rp 33,90 triliun dari Rp 32,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Secara rinci, penjualan neto tersebut dikontribusi dari penjualan pihak ketiga sebesar Rp 8,80 triliun, naik dari sebelumnya Rp 7,65 triliun. Sementara, dari pihak berelasi turun tipis menjadi Rp 25,09 triliun dari sebelumnya Rp 25,13 triliun.

Kenaikan pendapatan tersebut mengerek laba usaha perseroan naik 11% menjadi Rp 6,42 triliun dari Rp 5,81 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 19,0% dari 17,7%. Sementara itu, marjin laba bersih di kisaran 11,7% dengan core profit meningkat 12% menjadi Rp 4,40 triliun dari Rp 3,92 triliun.

Namun demikian, beban pokok penjualan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 21,56 triliun dari periode kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 21,53 triliun. Beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar Rp 4,16 triliun dari sebelumnya Rp 3,95 triliun.

Pada akhir Agustus 2020 lalu, ICBP juga telah menyelesaikan transaksi akuisisi seluruh saham yang diterbitkan Pinehill Company Limited senilai US$ 2,99 miliar atau setara Rp 41,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.901 per dolar AS.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Caplok Pinehill Rp 42 T, ICBP Genjot Pasar Manca Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular