
Capex Rp 3,2 T, Emiten Menara Grup Djarum Fokus Fiberisasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi dari Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tengah berfokus untuk meningkatkan fiberisasi antarmenara sejak tahun lalu.
Hingga tahun lalu, pertumbuhan fiberisasi ini tumbuh sampai 40%-50%, dibanding pertumbuhan tower baru yang sebesar 10%.
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Adam Ghifari mengatakan peningkatan fiberisasi ini dilakukan lantaran tingginya tingkat permintaan dari operator telekomunikasi. Sejalan dengan itu, upaya ini juga merupakan bagian dari persiapan untuk jaringan 5G.
"Penambahan tower tambah banyak tapi pertumbuhan terbesar yang dibutuhkan saat ini fiberisasi tower jadi di 2020 asetnya saja tumbuh 40%-50%, tower hanya 10%. Tapi 2020 ini pertumbuhan yang operator banyak minta adalah fiberisasi," kata Adam dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (9/2/2021).
"Pemerintah sudah bilang sebelum 5G itu para pelaku usaha di industri telekomunikasi terus melanjutkan fiberisasi atas aset yang melayani telpon nirkabel seperti operator saat ini," lanjutnya.
Untuk itu, di 2021 perusahaan bakal tetap berfokus untuk meningkatkan jumlah fiberisasi. Sebagai catatan, hingga September 2020 jumlah fiberisasi yang dilakukan TOWR mencapai 37.000.
Sedangkan penambahan menara telekomunikasi di tahun ini ditargetkan sebanyak 500-1.000 menara baru. Sedangkan untuk target co-location tahun ini ditargetkan pertumbuhannya sebanyak 2.000-3.000.
Untuk pengembangan tahun ini, perusahaan telah mempersiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 3,25 triliun.
Dia mengatakan dana capex ini seluruhnya akan bersumber dari dana internal perusahaan.
"Untuk sumber capex saat ini perusahaan dalam kondisi likuiditas baik. Per September 2020 annualize recurring free cash flow sebesar Rp 4,5 triliun. Jadi capex Rp 3,25 triliun itu comfortable dari operasional," terangnya.
Sebagai tambahan informasi, hingga akhir September 2020, perseroan mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 1,90 triliun, naik 19,49% secara tahunan dari Rp 1,59 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan pendapatan perusahaan tumbuh 19,34% YoY menjadi sebesar Rp 5,55 triliun dari sebelumnya senilai Rp 4,65 triliun.
Perusahaan melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) juga telah menyelesaikan pembelian 1.642 menara Base Transceiver Stations (BTS) dari PT XL Axiata Tbk (EXCL). Nilai pembelian tersebut mencapai Rp 2,21 triliun.
Transaksi tersebut merupakan rangkaian rencana penjualan menara milik XL Axiata yang sudah dilakukan sejak 7 November 2019. Transaksi ini dilakukan beberapa tahap, mulai dari 11 Februari 2020, lalu pada 2 Juni 2020 dan 1 Juli 2020.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsolidasi Bisnis Menara Grup Djarum, TOWR Beli Aset Rp277 M
