
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Bursa Asia Ikutan Happy

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kompak dibuka menguat pada Selasa (9/2/2021), di tengah capaian rekor tertinggi bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, pada perdagangan Senin (8/2/2021) waktu setempat.
Pagi ini, tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,15%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,42%, Shanghai Composite China bertambah 0,21%, dan Straits Times Index (STI) Singapura naik 0,56%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,52%, setelah sempat ditutup terkoreksi pada perdagangan kemarin.
Dari bursa saham New York (Wall Street), dilaporkan tiga indeks utama ditutup di jalur hijau dan kembali menyentuh rekor tertingginya sepanjang sejarah.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,76% ke level 31.385,76, S&P 500 naik 0,74% ke posisi 3.915,59, dan Nasdaq Composite melesat 0,95% ke 13.987,64.
Investor di Wall Street semringah karena rencana stimulus fiskal di AS sepertinya berjalan mulus.
Kongres sudah memberikan restu terhadap anggaran negara 2021 yang di dalamnya terkandung stimulus fiskal sebesar US$ 1,9 trilun. Kemungkinan stimulus ini bisa mulai digelontorkan dalam beberapa pekan ke depan.
Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, optimistis stimulus ini bakal berdampak besar bagi rakyat AS. Eks ketua bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) itu memperkirakan stimulus akan merangsang penciptaan lapangan kerja hingga ke titik optimal (full employment) dalam waktu setahun.
"Tidak ada alasan kita harus melalui masa pemulihan ekonomi yang terlampau lama. Dengan paket stimulus ini, saya perkirakan kita akan menuju full employment pada tahun depan," tegas Yellen, sebagaimana diwartakan CNBC International.
Selain itu, investor juga mengapresiasi kecepatan pemerintah AS dalam mendistribusikan vaksin anti-virus corona. US Centers of Disease Control dan Prevention (CDC) mencatat sudah 31,59 juta orang menerima satu dosis vaksin dan 9,15 juta orang sudah disuntik dosis kedua.
Mengutip riset Citi, sepertinya target Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk mencapai kekebalan kolektif (herd immunity) dalam 100 hari pemerintahannya bisa tercapai. Saat ini, rata-rata vaksinasi di Negeri Paman Sam mencapai 1,44 juta dosis per hari.
"Setidaknya 233 juta penduduk atau 70% populasi AS harus menerima 365-485 juta dosis vaksin untuk membentuk herd immunity. Jika rata-rata vaksinasi bertahan di kisaran 1-2 juta dosis per hari mulai Februari 2021, maka penyuntikan 365 juta dosis akan tercapai pada Juli-Desember 2021," sebut riset Citi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
