
Mayoritas Bursa Asia Naik, Kospi Ambles karena Hyundai & KIA

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup menguat pada Senin (8/2/2021) awal pekan ini, menyusul sentimen positif di seluruh bursa dunia meski pelaku pasar masih terus mencermati kinerja keuangan emiten besar dan perkembangan penyebaran virus corona.
Tercatat indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan pada hari ini, yakni ditutup meroket 2,12%. Selanjutnya Shanghai Composite China juga ditutup melesat 1,03%, Straits Times Index (STI) Singapura menguat 0,84% dan Hang Seng Hong Kong naik 0,11%.
Hanya indeks KOSPI Korea Selatan (Korsel) yang ditutup terkoreksi hingga 0,94% pada hari ini. Terkoreksinya indeks saham Negeri Gingseng tersebut diakibatkan dari koreksi parah dari saham industri mobil ternama, yakni Kia Motors Corporation dan Hyundai Motors
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali ditutup menguat 0,93% di level 6.208,87. Sepanjang hari ini, IHSG bertahan di level psikologis 6.200.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 15 triliun, masih lebih rendah dari rata-rata perdagangan harian di bulan Januari yang berada di kisaran Rp 23 triliun. Terpantau investor asing keluar dengan penjualan bersih Rp 211 miliar di pasar reguler.
Di Korea Selatan, saham pembuat mobil dengan merk KIA dan Hyundai terkoreksi parah hingga menjadi pemberat indeks KOSPI Korea Selatan. Saham Kia Motors Corporation ambles 9,06% sedangkan saham Hyundai Motors juga anjlok 8,09%.
Di Asia, investor terus memantau pergerakan saham raksasa teknologi di China setelah pemerintah Negeri Panda mengeluarkan aturan baru untuk mencegah praktik monopoli.
Sementara itu di global, beberapa sentimen negatif masih perlu diantisipasi, misalnya terus menyebarnya varian baru virus corona dari Afrika Selatan di seluruh penjuru Amerika Serikat (AS). Pada Jumat, otoritas kesehatan Virginia melaporkan temuan pertama virus strain tersebut.
Pada Minggu, Afrika Selatan menghentikan distribusi vaksin AstraZeneca setelah studi baru menunjukkan bahwa vaksin tersebut memberikan "perlindungan minimal" terhadap penyakit yang dipicu oleh varian baru virus Covid-19 di negara tersebut.
Harapan akan adanya kesepakatan rencana stimulus di AS juga terus meningkat setelah Senat dan DPR AS meloloskan resolusi anggaran pada Jumat, yang memulai proses rekonsiliasi yang bakal memuluskan Presiden Joe Biden mengeluarkan stimulus senilai US$ 1,9 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
