
PNM & Pegadaian Sambut Baik Integrasi Ultra Mikro dengan BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pembentukan integrasi ekosistem ultra mikro yang digagas oleh pemerintah disambut baik oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM dan PT Pegadaian (Persero). Rencana strategis ini disebut-sebut dapat menurunkan tingkat bunga pembiayaan dan efisiensi bisnis bagi kedua perusahaan.
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, mengatakan pembentukan integrasi ekosistem ultra mikro ini dengan dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membantu Pegadaian menjadi lebih ekspansif tanpa perlu menambah jumlah cabang baru.
Sebab saat ini salah satu kendala pengembangan bisnis perusahaan adalah belum mampu menjangkau hingga ke wilayah terpencil (remote area).
"Belum nanti begitu kita ada penaksir di outlet BRI maka pelayanan di remote area. Jadi Pegadaian punya outlet 4.087 tapi banyak di kota besar atau kecamatan yang sudah berkembang. Saat ini remote area atau di ibu kota kabupaten yang baru belum ada," kata Kuswiyoto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/2/2021).
Dia menyebutkan, saat ini langkah tersebut sudah mulai dilakukan dengan tahap pertama sebanyak 75 orang penaksir di Pegadaian memiliki ko-lokasi di kantor-kantor BRI. Target ke depannya sebanyak 1.000-2.000 penaksir bisa ditempatkan di kantor tersebut.
Dia memperkirakan dengan adanya ekosistem ultra mikro ini akan membantu Pegadaian berhemat Rp 200 juta/outlet per tahun untuk biasa operasionalnya.
"Dengan begitu jangkauan kami ke masyarakat di bawah akan lebih bagus. Yang selama ini ke rentenir kita upayakan ke Pegadaian yang di remote area," imbuhnya.
Tak hanya dari sisi operasional, Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengatakan pembentukan holding ini juga nantinya akan membantu perusahaan untuk menurunkan tingkat bunga pembiayaan. Meski belum dipastikan berapa besar tingkat bunga paling minimal yang bisa diberikan kepada nasabah nantinya.
Saat ini tingkat bunga yang ditawarkan kepada nasabahnya untuk pembiayaan di atas Rp 5 juta masih sebesar 19%. Nilai ini lebih rendah dengan plafon pembiayaan yang lebih kecil.
"Ini harapannya setelah dari ekosistem harus ada penurunan signifikan, belum bisa janjikan di bawah 10% tapi arahnya ke sana akan tercapai," kata Arief di kesempatan yang sama.
Sebelumnya Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan yang paling utama dirasakan oleh debitur PNM dan Pegadaian adalah penurunan tingkat suku bunga pinjaman dari posisi saat ini. Besaran penurunan yang dapat diberikan bisa mencapai 3% untuk PNM dan 1,5% untuk Pegadaian.
"Akan jadi efisien karena suku bunga akan efisien dengan dua cara. [Pertama] ekses likuiditas dari BRI yang tiap hari itu secondary reserve Rp 150 triliun ditempatkan di money market dengan yield 3%, sedang pendanaan PNM dan Pegadaian masih instrumen loan dengan bunga di atas 5%," kata dia pekan lalu.
Cara kedua, kedua perusahaan tersebut bisa melakukan penerbitan surat utang dengan tingkat bunga yang lebih rendah jika diberikan penjaminan oleh BRI.
Selain dari sisi cost yang dikenakan kepada nasabah, nantinya juga akan ada efisiensi dari sisi offer rate cost, karena penggunaan jaringan yang digunakan bersama oleh ketiga perusahaan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kode Erick Thohir, Aksi Korporasi BRI, & Raksasa Finansial