Analisis Teknikal

IKK Bikin Pesimistis, Mampukah IHSG Bertahan di Zona Hijau?

Putra, CNBC Indonesia
08 February 2021 13:08
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten melaju di zona hijau pada perdagangan awal pekan Senin (8/2/21).

IHSG dibuka menguat 0,68% ke 6.193,55 dan di penutupan sesi pertama indeks acuan bursa nasional tersebut sukses bertengger di level psikologis 6.200 setelah naik 0,96% (59,2 poin) ke 6.210,907. Menurut data RTI, sebanyak 322 saham menguat, 155 tertekan dan 148 lainnya flat.

Namun transaksi bursa masih terbatas dengan hanya 10 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak 26.000-an kali. Nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 9 triliun, dari periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 12 triliun (pada sesi 1 saja).

Mayoritas investor asing cenderung memilih merealisasikan keuntungan dengan nilai penjualan bersih (net sell) tipis, Rp 46,2 miliar di pasar reguler. Namun di pasar negosiasi terdapat aksi pembelian masif investor asing dengan nilai Rp 968,5 miliar, atau nyaris Rp 1 triliun.

Keyakinan konsumen Indonesia pada Januari 2021 turun dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) semakin jauh dari level 100, ambang batas optimisme.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, IKK pada Januari 2021 berada di 84,9. Lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Desember 2020 sebesar 96,5.

Penurunan keyakinan konsumen terutama disebabkan menurunnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan yang akan datang. Perkembangan tersebut disebabkan oleh perkiraan terhadap ekspansi kegiatan usaha, ketersediaan lapangan kerja, dan penghasilan ke depan yang tidak sekuat pada bulan sebelumnya.

"Meskipun demikian, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap terjaga dan berada pada level optimistis (>100). Ekspektasi konsumen yang masih optimistis ini diharapkan akan membaik ke depan sehingga mendukung perbaikan keyakinan konsumen," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Senin (8/2/2021).

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas alias sideways.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.239. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.172.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 76, yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli, sehingga IHSG berpotensi untuk terkoreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular