
Top Rupiah! Kurs Dolar Singapura di Bawah Rp 10.500/SG$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (8/2/2021) hingga ke bawah Rp 10.500/US$. Data ekonomi Indonesia yang cukup bagus pada pekan lalu akhirnya membuat rupiah perkasa.
Melansir data Refintiv, kurs dolar Singapura pagi ini turun 0,25% ke Rp 10.477,4/SG$ di pasar spot.
IHS Markit Senin(1/2/2021) melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi.
Yang bagus dari ekspansi tersebut adalah terjadi saat berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal tersebut dikhawatirkan akan memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia, sebab kegiatan masyarakat banyak yang dibatasi.
Tetapi nyatanya sektor manufaktur Indonesia justru semakin berekspansi.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) Jumat pekan lalu melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun lalu mengalami kontraksi (tumbuh negatif) sebesar 2,07%. Rilis tersebut sedikit lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 di -2,1%.
Sementara itu pada PDB kuartal IV-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 2,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Dengan demikian, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi dalam 3 kuartal beruntun, artinya belum mampu lepas dari resesi.
Pelaku pasar sudah mengantisipasi dan maklum akan kontraksi yang dialami Indonesia. Tidak hanya Indonesia, nyaris semua negara di dunia ini mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Yang paling penting bagi pelaku pasar adalah respon pemerintah untuk membangkitkan perekonomian, serta bagaimana pemulihan ekonomi berjalan, cepat atau lambat.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa bulan Januari 2021 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa US$ 138 miliar.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2021 sebesar 138,0 miliar dolar AS, meningkat dari posisi pada akhir Desember 2020 sebesar 135,9 miliar dolar AS."
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tulis BI dalam keterangan pers, Jumat (5/2/2021).
"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2021 terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bonds pemerintah dan penerimaan pajak. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," tambah keterangan BI tersebut.
Rekor tertinggi cadangan devisa Indonesia sebelumnya US$ 137 miliar yang dicapai pada bulan Agustus 2020 lalu. Setelahnya Cadev mengalami penurunan dalam 3 bulan beruntun, sebelum kembali naik di bulan Desember 2020, dan meroket di awal tahun ini.
Kenaikan cadangan devisa tersebut berarti BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah kala mengalami gejolak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
