PDB RI Terburuk Sejak Krismon, Rupiah Apa Kabar?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 February 2021 10:33
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) dan pasar spot pada perdagangan Jumat (5/2/2021). Dolar AS yang sedang perkasa, plus rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan belum lepas dari resesi menekan rupiah.

Berdasarkan data dari situs resmi BI, kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.062/US$, melemah 0,19%.

Sementara di pasar spot, Mata Uang Garuda melemah tipis 0,07% ke Rp 14.020/US$.

Dolar AS sedang perkasa pada perdangan hari ini, kemarin indeks dolar AS kemarin melesat 0,4% ke 91,529 yang merupakan level tertinggi sejak awal Desember.

Belum stabilnya sentimen pelaku pasar, yang terindikasi dari merosotnya bursa saham utama Asia kemarin membuat dolar AS kembali menjadi target investasi.

Akibat perkasanya dolar AS tersebut, selain rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga rontok.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Indonesia Belum Lepas dari Resesi

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Seperti ekspektasi, ekonomi Tanah Air tumbuh negatif aiias terkontraksi.

Kepala BPS Suhariyanto melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun lalu tumbuh -2,07%. Jauh memburuk ketimbang 2019 yang tumbuh 5,02%.

Rilis tersebut sedikit lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 di -2,1%.

Kali terakhir Indonesia mengalami kontraksi ekonomi adalah pada 1998. Kala itu, Indonesia bergumul dengan krisis multi-dimensi yang sampai menyebabkan rezim Orde Baru terguling setelah berkuasa lebih dari tiga dekade.

Sementara itu pada PDB kuartal IV-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 2,19% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Dengan demikian, perekonomian Indonesia mengalmi kontraksi dalam 3 kuartal beruntun, artinya belum mampu lepas dari resesi.

Meski demikian, rilis data PDB tersebut tidak membuat gejolak pada pergerakan rupiah. Sebab, pelaku pasar sudah mengantisipasi dan maklum akan kontraksi yang dialami Indonesia. Tidak hanya Indonesia, nyaris semua negara di dunia ini mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Yang paling penting bagi pelaku pasar adalah respon pemerintah untuk membangkitkan perekonomian, serta bagaimana pemulihan ekonomi berjalan, cepat atau lambat.

Memasuki 2021, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang cukup bagus. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi.

"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Yang bagus dari ekspansi tersebut adalah terjadi saat berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

PPKM di Jawa dan Bali berlansung sejak 11 Januari lalu hingga 8 Februari mendatang. Hal tersebut dikhawatirkan akan memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia, sebab kegiatan masyarakat banyak yang dibatasi.

Tetapi nyatanya sektor manufaktur Indonesia justru semakin berekspansi, sehingga memberikan harapan perekonomian akan bangkit di tahun ini. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Asing Masuk Rp 1 Triliun, Dolar Turun ke Rp 16.180

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular