Bos Mandiri: Kredit Terbesar Disokong Komoditas & Hasil Bumi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 February 2021 18:21
Dok: Bank Mandiri
Foto: Dok: Bank Mandiri

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi berharap pertumbuhan kredit perbankan di tahun ini bisa tumbuh seiring dengan adanya proses vaksinasi di dalam negeri. Dari catatannya saat ini, perusahaan-perusahaan yang masih masif menarik kredit di Bank Mandiri adalah perusahaan dari sektor komoditas dan hasil bumi.

"Secara besaran dan sektoral, yang kami lihat di Bank Mandiri paling besar didukung oleh korporasi besar yang bergerak di bidang komoditas atau hasil bumi. Kalau dilihat memang sektor perkebunan paling besar di Mandiri," jelas Darmawan saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (4/2/2021).

Secara sektoral, berdasarkan analisis Mandiri, kata Darmawan saat ini pihaknya memantau penarikan kredit secara sektoral berdasarkan dengan pertumbuhan domestik regional bruto (PDRB), bukan lagi melihat dari sisi pertumbuhan domestik bruto (PDB).

Oleh karena itu, melihat dari analisis tersebut, berdasarkan dari wilayah, saat ini kredit sudah mulai pulih di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluki, Bali-Nusra, dan Papua.

Untuk diketahui, pemerintah menggelontorkan sejumlah program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui perbankan. Bank Mandiri menjadi salah satu bank BUMN yang jadi mitra penyalur program bantuan tersebut. Terkait penyaluran kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Bank Mandiri, kata Darmawan mencapai Rp 66,6 triliun.

"Bank Mandiri mencatatkan terus bisa melihat momentum untuk pemulihan ekonomi nasional antara lain, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268 ribu debitur," tuturnya.

Dari sisi sektornya, dana sebesar itu dibagi-bagi kepada beberapa sektor di antaranya Rp 23,4 triliun kepada sektor perdagangan, Rp 16,5 triliun kepada sektor pengolahan, Rp 8,5 triliun kepada sektor pertanian dan kehutanan, Rp 4,5 triliun untuk sektor konstruksi dan sisanya Rp 13,7 triliun untuk sektor lainnya.

Sedangkan, bila dirinci lagi berdasarkan wilayahnya, kredit PEN dari Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke wilayah Jawa yaitu mencapai Rp 42,9 triliun atau 64% dari total kredit PEN yang disalurkan kepada 162.948 debitur (61% dari total debitur).

Disusul wilayah Sumatera mencapai Rp 12,6 triliun (19%) kepada 57.210 debitur (21%), Kalimantan mencapai Rp 4,7 triliun (7%) kepada 15.640 debitur (6%), Sulawesi dan Maluku mencapai Rp 3,6 triliun (5%) kepada 18.904 debitur (7%), Bali-Nusra mencapai Rp 2,1 triliun (3%) kepada 11.168 debitur (4%), dan Papua mencapai Rp 0,8 triliun (1%) kepada 2.989 debitur (1%).

Bank Mandiri juga mendukung program relaksasi dan restrukturisasi kredit. Sepanjang 2020, realisasi restrukturisasi kredit bagi terdampak COVID-19 yang dilakukan Bank Mandiri mencapai Rp 123,4 triliun kepada 543.758 debitur.

Restrukturisasi kredit yang mencapai Rp 123,4 triliun tersebut berasal dari 62% debitur UMKM yang disetujui dengan nilai Rp 33,9 triliun. Kemudian, restrukturisasi non-UMKM yang disetujui dengan nilai Rp 89,6 triliun. Dengan demikian, besaran Baki Debet Kredit Restrukturisasi Bank Mandiri sampai akhir 2020, yaitu Rp 93,3 triliun.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular