
Pergerakan Bursa Asia Pagi Ini Campur Aduk, Minim Katalis

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka beragam pada perdagangan Kamis (4/2/2021), merespons bursa saham di Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang ditutup beragam cenderung datar (flat) pada Rabu (3/2/2021) waktu setempat.
Tercatat hanya indeks Straits Times Singapura yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,14% dan bergerak cenderung flat pada pagi hari ini.
Sementara itu, indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,4%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,73%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,37%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,11%.
Beralih ke Negara Adidaya, bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (3/2/2021), di tengah rilis kinerja Amazon dan Alphabet (induk usaha Google) yang melampaui ekspektasi pasar dan tren pemulihan ekonomi.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,12% ke 30.723,6 sedangkan S&P 500 naik 0,1% menjadi 3.830,17. Namun, Nasdaq melemah tipis 0,02% menjadi 13.610,54 akibat koreksi saham Amazon.
Saham Alphabet melesat hingga 7,3% setelah pendapatan 2020 tercatat melompat 23% berkat kinerja divisi periklanan yang membaik. Namun saham Amazon turun 2% meski melaporkan lonjakan laba bersih hingga 2 kali di atas proyeksi pelaku pasar dan pendapatan US$ 125 miliar.
Pemicunya adalah sang CEO yakni Jeff Bezos mengundurkan diri sehingga memicu kekhawatiran bahwa kinerjanya akan tertekan karena Sang Raja Midas di dunia e-commerce tersebut tak lagi turut andil dalam kinerja perseroan ke depannya.
Data ekonomi juga kian positif, di mana ADP menunjukkan ada 174.000 lapangan kerja baru di sektor swasta pada Januari, berbalik dari posisi Desember tatkala 123.000 lapangan kerja hilang. Konsensus ekonom dalam polling Dow Jones semula hanya memperkirakan angka 50.000.
"Di bawah permukaan, ada momentum serius pembalikan ekonomi... jika dikaitkan antara kuatnya rilis laba raksasa teknologi pekan ini dengan program vaksin yang kuat dan penurunan kasus Covid di AS, ada gambaran positif yang terlihat," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Strategi Investasi E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.
Investor juga terus memantau negosiasi paket stimulus di Washington. Presiden AS Joe Biden bertemu dengan 10 senator dari Partai Republik untuk membahas paket stimulus yang lebih ramping ketimbang usulan Biden sebesar US$ 1,9 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
