
Simak 7 Kabar Pasar Ini, Bekal untuk Trading Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik belum keluar dari tekanan pada perdagangan Selasa kemarin (2/2/2021). Sempat menguat di awal perdagangan dan menyentuh level 6.157,24 poin, namun sampai berakhirnya perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,39% ke posisi 6.043,84 poin.
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 17,79 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,70 juta kali. Pelaku pasar asing tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp 543,04 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (3/2/2021):
1. Rogoh Rp 85 M, Crazy Rich Sri Prakash Tambah Saham Indorama
Perusahaan pengendali emiten bahan baku industri tekstil, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), Indorama Holdings B.V yang dimiliki taipan Sri Prakash Lohia, menambah porsi kepemilikan saham perseroan sebesar 4,7%.
Perusahaan yang bermarkas di Rotterdam, Belanda itu membeli sebanyak 30.966.750 saham INDR dengan harga pelaksanaan Rp 2.750 per saham pada 28 Januari 2021. Dengan demikian, dari pembelian saham tersebut, Indorama Holdings merogoh kocek sebesar Rp 85,15 miliar.
"Tujuan transaksi untuk investasi jangka panjang," ungkap pengumuman yang disampaikan Presiden Direktur Indorama Synthetics, V.S Baldwa, Selasa (2/2/2021).
Dengan demikan, porsi kepemilikan saham Indorama Holdings BV bertambah menjadi 46,8% dari sebelumnya 42,1% dengan status kepemilikan saham langsung.
2. Kantongi Rp 349 M dari IPO, Widodo Makmur Siap Rilis Obligasi
Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan yang baru tercatat Selasa ini (2/2/2021), PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) berencana menghimpun pendanaan dengan menerbitkan obligasi pada kuartal terakhir tahun ini.
Penerbitan instrumen surat utang tersebut sebagai bagian dari upaya mengembangkan bisnis perseroan ke depan selain dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun yang diturunkan dari proyeksi sebelumnya Rp 1,9 triliun. Direktur Utama WMU, Ali Mas'adi mengatakan alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap.
Dana dari belanja modal (capex) tersebut akan ditutup dari dana hasil IPO dan penerbitan obligasi. WMUU resmi melakukan IPO sebanyak 1.941.176.500 saham biasa atau 1,94 miliar saham (15% saham) dengan harga perdana Rp 180/saham sehingga meraih dana IPO Rp 349,4 miliar. Dengan demikian kebutuhan obligasi diprediksi mencapai Rp 1,15 triliun untuk menutupi capex yang dianggarkan tahun ini.
"IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas. Ke depannya perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam," ujar Ali.
3. Megaskandal Asabri, Mahfud: Duit Prajurit TNI-Polri Tak Raib!
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam), Mahfud MD memberikan respons perihal penetapan delapan tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan investasi di PT Asabri (Persero).
BUMN asuransi ini mengelola dana milik prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Kementerian Pertahanan dan Polri.
Mahfud memastikan, pengusutan kasus ini tak serta merta membuat uang yang sudah diinvestasikan para prajurit TNI/Polri hilang, negara akan menjaminnya.
"Saya tadi memastikan ke Kejaksaan Agung bahwa prajurit TNI/Polri tetap mendapat jaminan dari negara dan dari proses hukum bahwa uangnya tidak akan hilang dengan cara apapun," kata Mahfud, dalam keterangannya, Selasa (2/2/2021).
Ia meminta agar masyarakat tidak resah, terutama di kalangan prajurit TNI maupun Polri di tengah proses hukum yang saat ini tengah berjalan. "Masyarakat supaya tenang dan percaya terutama kalangan prajurit TNI dan Polri bahwa kasus Asabri itu dipastikan untuk dibawa ke pengadilan karena terjadi tindak pidana korupsi," ujarnya lagi.
4. Joint Chandra Asri-Total Berlanjut, Garap Panel Surya 554 MW
Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) melanjutkan kerja sama dengan Total Solar DG untuk membangun instalasi panel surya atau photovoltaic (PV) kedua di kompleks petrokimia milik Chandra Asri di Cilegon, Banten.
Instalasi panel surya pada atap ini akan mengalirkan listrik untuk area gudang Chandra Asri, gedung laboratorium dan stasiun pengisian untuk forklift listrik dan mampu mengurangi emisi CO2 hingga 438 ton.
Panel tenaga surya ini menghasilkan tambahan daya listrik tenaga surya sebesar 554 megawatt-jam yang setara dengan konsumsi 40 rumah tangga dan mampu mereduksi CO2, setara dengan menanam hampir 7.000 pohon.
Proyek ini menyusul keberhasilan kerja sama instalasi panel surya pertama Chandra Asri, yang dibangun oleh Total Solar DG pada tahun 2019 dan telah mampu menghasilkan energi 935 megawatt-jam untuk mengaliri listrik gedung perkantoran Chandra Asri di Cilegon.
5. Chairul Tanjung jadi Pemilik Baru Bank Harda
Aksi korporasi yang dilakukan PT Mega Corpora yang mengakuisisi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) mendapat restu pemegang saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BBHI yang diadakan pada 29 Januari 2021.
RUPSLB juga memenuhi kuorum karena dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 4.103.268.200 saham atau 98,06% dari seluruh saham.
Sebagaimana diketahui, awal November, pengusaha nasional Chairul Tanjung melalui Mega Corpora mengumumkan rencana akuisisi BBHI. Dalam akuisisi ini, pemegang saham BBHI yakni PT Hakimputra Perkasa menjual 3,08 miliar saham atau 73,71% saham ke Mega Corpora. Pada keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, disebutkan Mega Corpora akan menjadi pihak yang akan mengambil alih.
6. Manoj Punjabi Jual Saham FILM, Lalu Ada yang Pom-pom
Pemilik serta Direktur Utama PT MD Pictures Tbk (FILM) Manoj Dhamoo Punjabi, melaporkan penjualan saham FILM.
Dalam keterbukaan informasi, Manoj tercatat melakukan penjualan di harga Rp 324/unit sebanyak 1 juta lot dan Rp 338/unit sebanyak 300 ribu lot pada tanggal 15 Januari 2021 lalu dan mendapatkan dana sebesar Rp 425,4 juta dengan alasan investasi.
Sedangkan Manoj melakukan pembelian kembali di hari yang sama dengan lot yang sama di harga Rp 326/unit di harga Rp 423,8 juta dengan alasan investasi. Ini artinya dari kedua transaksi tersebut Manoj berhasil meraup untung sebesar Rp 1,6 juta.
Manoj menjual sahamnya pada tanggal 15 Januari dimana saat itu saham FILM sedang terbang menyentuh level tertingginya alias ARA di angka 25%.
Lalu, saham FILM sendiri baru-baru ini liar diperdagangkan karena adanya indikasi digoreng dengan metode pump and dump oleh pelaku pasar.
7. Laba BTN 2020 Melambung 671,6% Jadi Rp 1,61 T
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sepanjang 2020 lalu mencatatkan kinerja laba bersih unaudited senilai Rp 1,61 triliun. Nilai ini naik signifikan, mencapai 671,6% dibandingkan kinerja laba bersih perusahaan sepanjang 2019 yang hanya mencapai Rp 209 miliar.
Hal ini disampaikan Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu dalam rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/2/2021). Nixon mengatakan kinerja yang sangat baik ini berhasil dicapai perusahaan setelah pada 2019 perusahaan melakukan pembersihan besar-besaran atas performa perusahaan sebelumnya.
"Laba bersih kami tumbuh memang sangat tinggi sekali sampai 671%. Memang didorong oleh karena memang lebih karena tahun 2019 kita lakukan banyak downgrade, bebersih-bersih, sekarang sudah mulai pelan-pelan kita perbaiki sehingga laba kami ke Rp 1,6 triliun," kata dia.
Selain dari kinerja laba yang membaik, BTN juga mencatatkan perbaikan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) berada di posisi 93,19%. Ini merupakan pertama kalinya perusahaan mencatatkan LDR berada di bawah 100% dan membuat perusahaan selalu memiliki masalah likuiditas.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500