
Indeks Ketakutan Sudah Turun, IHSG Bakal Mantap Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jungkir balik pada perdagangan Selasa kemarin, sebelum berakhir di zona merah.
Melansir data Refinitiv, di awal perdagangan kemarin, IHSG sempat melesat 1,5%, tetapi perlahan masuk ke zona merah, dan kembali melemah 0,39% di penutupan pasar. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih lebih dari Rp 500 miliar.
Pergerakan tersebut mengindikasikan masih belum stabilnya sentimen pelaku pasar meski di awal pekan sempat melesat 3,5%.
Namun, pada perdagangan hari ini, Rabu (3/2/2021) IHGS bisa mantap menatap zona hijau, melihat bursa saham global yang menghijau. Bursa saham Amerika Serikat (AS) sebagai kiblat bursa saham dunia melesat 1,5% kemarin, yang tentunya mengirim hawa positif ke Asia, termasuk IHSG.
Selain itu, volatility index, atau yang dikenal dengan indeks ketakutan turun tajam hingga 15% Selasa kemarin. Artinya pelaku pasar kini sudah mulai tenang melihat gejolak di pasar finansial belakang ini sudah mulai mereda, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan melihat IHSG masih bertahan di atas 6.000 dan rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50).
IHSG sebelumnya mengalami kemerosotan 7 hari beruntun setelah membentuk pola 3 gagak hitam (three black crow). Pola tersebut merupakan sinyal pembalikan arah, dari sebelumnya dalam tren menanjak berubah menjadi turun, atau "malapetaka" bagi IHSG.
Pola three black crow terdiri dari 3 candle stick yang menurun, dengan posisi penutupan candle terakhir selalu lebih rendah dari candle sebelumnya.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG yang kini berada di atas MA 50 memberikan peluang berlanjunya penguatan IHSG, sekaligus menghentikan "bayang-bayang" tiga gagak hitam.
Tetapi jika kembali ke bawah 6.000, maka risiko berlanjutnya penurunan kembali muncul, dengan target ke kisaran 5.600 dalam beberapa hari ke depan.
Level 5.600 berada di dekat dengan MA 100 serta Fibonnanci Retracement 61,8% yang bisa menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun 2020 di 3.911 pada grafik harian.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Sebaliknya, stochastic pada grafik 1 jam kini mulai turun dari wilayah jenuh beli.
Seperti disebutkan sebelumnya, dengan berada di atas 6.000 dan MA 50, IHSG berpeluang kembali menguat, selama mampu bertahan di atasnya. Resisten terdekat berada di kisaran 6.160, yang menjadi target penguatan. Jika mampu ditembus, IHSG berpotensi melesat ke 6.200.
Sementara jika kembali ke bawah 6.000, IHSG berisiko merosot lagi ke 5.950 hingga 5.920.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga