Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun lesu di 'gelanggang' pasar spot.
Pada Selasa (2/2/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.044. Rupiah melemah 0,01% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Rupiah juga merah di perdagangan pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai rp 14.020 di mana rupiah melemah tipis 0,07%.
Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Selain rupiah, ada dolar Hong Kong dan rupee India yang juga melemah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:
Di tengah pasar saham yang sedang gonjang-ganjing, aset aman (safe haven asset) seperti dolar AS memang jadi pilihan. Pada pukul 09:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%.
"Kami memperkirakan dolar AS masih punya ruang untuk menguat. Terutama saat pasar saham sedang volatil," sebut riset Wells Fargo Securities.
Ya, pasar saham memang sedang penuh dinamika. Investor ritel yang jumlahnya terus meningkat saat aktivitas masyarakat masih dibatasi karena penyebaran virus corona kini memainkan peran penting di pasar keuangan dunia.
Di bursa saham New York, investor ritel pekan lalu membuat 'huru-hara' dengan mengerek saham GameStop sampau ratusan persen. Kini giliran pasar komoditas yang dimasuki, dengan cara mengatrol harga perak.
Aktivitas investor ritel di pasar komoditas yang meningkat sampai membuat regulator turun tangan. US Commodity Futures Trading Commission dalam keterangan tertulis menegaskan akan memantau aktivitas di pasar karena terjadi gejolak harga yang di luar kebiasaan.
"Kami berkomunikasi dengan regulator lainnya untuk mengawasi risiko ancaman terhadap integritas pasar perak. Kami juga terus memonitor jika kemudian terdapat risiko penipuan dan manipulasi," sebut keterangan tertulis itu.
Pasar saham (dan sekarang pasar komoditas) yang bergolak membuat investor bingung memilih tempat untuk menanamkan modal. Dalam kondisi seperti ini, untuk sementara memang ada baiknya bermain aman dulu sampai 'ombak' sedikit mereda.
Investor yang memasang mode bermain aman membuat dolar AS menjadi primadona di pasar. Permintaan dolar AS meningkat, nilai tukarnya pun menguat. Penguatan dolar AS membuat mata uang lainnya lesu, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA