
Sentuh Level Terendah 1 Bulan, Dolar Australia Balik Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah hingga pertengahan perdagangan Senin (1/2/2021), setelah menyentuh level terendah dalam nyaris 1 bulan terakhir. Baik Australia maupun Indonesia hari ini merilis data aktivitas sektor manufaktur merilis data manufaktur hari ini, yang mempengaruhi pergerakan kedua mata uang.
Pada pukul 13:15 WIB, AU$ Rp 10.737,54, dolar Australia menguat 0,22% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan di dolar Australia melemah 0,5% ke Rp 10.660,81/AU$ yang merupakan level terendah sejak 5 Januari.
Australian Industry Group (AIG) pagi tadi melaporkan indeks aktivitas manufaktur bulan Januari naik menjadi 55,3 dari bulan sebelumnya 52,1.
Data tersebut juga sejalan degan laporan IHS Markit Jumat (22/1/2021) melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di awal 2021 naik menjadi 57,2 dari bulan Desember lalu sebesar 55,7.
Kenaikan tersebut menjadi data terbaru yang menunjukkan perekonomian Australia terus menunjukkan perbaikan.
Biro Statistik Australia Rabu pekan lalu melaporkan inflasi di kuartal IV-2020 tumbuh 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari prediksi analis sebesar 0,7%.
Pertumbuhan inflasi tersebut menjadi indikasi pemulihan ekonomi di Australia dari resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) masih terus berlanjut. Sebelumnya, pada kuartal II-2020, Australia mengalami deflasi 1,9%, menjadi yang pertama sejak kuartal I-2016, sekaligus yang terdalam sepanjang sejarah.
Sementara itu, inflasi inti dilaporkan tumbuh 0,4% di kuartal IV-2020.
Dari Indonesia, IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh PMI Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi.
"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Data tersebut sempat membuat rupiah menguat di awal perdagangan. Meski demikian sentimen pelaku pasar yang kurang bagus cukup membebani rupiah pada perdagangan hari ini.
Dolar Australia pun mampu menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
