
PMI Manufaktur Naik Saat PPKM, Rupiah Hajar Dolar Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (1/2/2021) setelah data menunjukkan sektor manufaktur Indonesia melanjutkan ekspansi di awal 2021, meski sedang berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pada pukul 10:44 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.535,42, dolar Singapura melemah 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
PPKM di Jawa dan Bali berlangsung sejak 11 Januari lalu hingga 8 Februari mendatang. Hal tersebut dikhawatirkan akan memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia, sebab kegiatan masyarakat banyak yang dibatasi.
Tetapi nyatanya sektor manufaktur Indonesia justru semakin berekspansi. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi.
"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kataAndrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Pesanan baru pada Januari 2021 meningkat ke posisi tertinggi sejak IHS Markit mulai melakukan survei di Indonesia pada Juli 2014. Ini menggambarkan bahwa permintaan konsumen mulai pulih. Walau permintaan ekspor masih terbatas karena negara-negara mitra dagang utama Indonesia masih bergelut dengan pandemi virus corona.
Berkat data tersebut, rupiah mampu menumbangkan dolar Singapura yang sebenarnya dalam kondisi bagus.
Kementerian Tenaga Kerja Singapura pada Kamis pekan lalu melaporkan estimasi awal tingkat pengangguran Singapura bulan Desember berada di level 3,2%, turun dari bulan sebelumnya 3,3%.
Penurunan tingkat pengangguran tersebut sudah terjadi dalam 2 bulan beruntun, dan menjadi tanda-tanda pulihnya ekonomi Singapura dari resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Tingkat pengangguran Singapura mulai menanjak sejak kuartal I-2020, saat itu masih di level 2%. Pandemi Covid-19 semakin memperburuk pasar tenaga kerja, dan membuat tingkat pengangguran mencapai 3,6% di bulan September dan Oktober, tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
