
Pelaku Pasar Sebut Penyebab IHSG Sempat Drop 2% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Di awal perdagangan pada bulan Februari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat drop 2,04% ke level 5.735,46 poin karena kejatuhan saham-saham 'the big four' perbankan. Meski demikian, setelahnya IHSG kembali berbalik naik ke level psikologis 5.900.
Analis PT Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, terdapat beberapa sentimen yang menjadi penyebab IHSG tertekan pagi ini, salah satunya karena investor asing melakukan aksi jual bersih di bursa saham. Nilainya di seluruh pasar sampai dengan pukul 10.28 WIB tercatat sebesar Rp 54,54 miliar.
Aksi jual ini tidak terlepas dari kekhawatiran pelaku pasar mengenai masih tingginya kenaikan kasus Covid-19 secara global dengan ditemukan varian virus baru.
Mengacu data Johns Hopkins University, saat ini kasus Covid-19 di dunia telah menginfeksi 102 juta jiwa di 192 negara. Sedangkan, di Indonesia saja, sudah mencapai 1,07 juta kasus infeksi.
Dari dalam negeri, pekan ini, perhatian pasar juga tertuju pada riis data perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2020 yang menurut Nafan diproyeksikan akan terkoreksi 1,4% atau cenderung mengalami resesi berkelanjutan.
"Adanya Covid-19 ini menjadi faktor krusial yang mempengaruhi perlambatan ekonomi," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/2/2021).
Meski kabar baiknya, data mengenai indeks PMI Indonesia mulai mengindikasikan adanya peningkatan menjadi 52,2. Hal tersebut mengindikasikan sektor manufaktur mulai bangkit dan berpotensi adanya peningkatan penyerapan lapanan kerja di tengah kekhawatiran mengenai sentimen pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang sampai dengan 8 Februari 2021 ini.
"Saya cenderung mengharapkan vaksinasi massal digalakkan ini berpotensi menjadi game changer efek supaya membangun optimisme pelaku pasar untuk meningkatkan akses perekonomian," ujarnya.
Sementara itu, pengamat pasar saham PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, kejatuhan IHSG disebabkan oleh sentimen PPKM yang ternyata tak cukup efektif dalam mencegah penularan virus Corona di Indonesia. Oleh sebab itu, muncul wacana pemerintah akan melakukan PSBB dari tingkat RT & RW.
Menurut Edwin, pekan ini IHSG juga dilanda tekanan jual yang disebabkan oleh penurunan indeks Dow Jones sebesar -2.03%. Hal ini juga diperparah dengan kejatuhan harga beberapa komoditas dan terus naik jumlah korban Covid-19 baik yang terjangkit maupun yang meninggal.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000