BNI Target Pertumbuhan Kredit 6-9%, Ini Fokus Sektornya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 January 2021 21:04
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumatir/CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik
Foto: Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumatir/CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memproyeksikan pada tahun ini kredit akan tumbuh pada rentang 6% sampai dengan 9%. Ekspektasi membaiknya perekonomian dan pulihnya daya beli di tahun ini menjadi katalis positif bagi pertumbuhan penyaluran kredit.

Direktur Corporate Banking BNI Silvano Winston Rumantir menjelaskan, segmen mendorong pertumbuhan kredit BNI di tahun ini masih dari segmen korporasi seiring pulihnya perekonomian. Selain itu, segmen konsumer juga meningkat melihat potensi terutama kredit payroll. Dia berharap payroll loan di BNI bisa tumbuh double digit.

"Segmen menengah kecil, pertumbuhan kredit harus didukung pendanaan yang sehat, strategi kami menargetkan pertumbuhan DPK, terutama CASA," ungkap Silvano.

Harus diakui, sepanjang tahun lalu rata-rata penyaluran kredit perbankan masih tertekan imbas pandemi. Tak hanya itu, bank juga harus melakukan restrukturisasi kredit karena banyaknya debitur yang bisnisnya terpukul pandemi.

BNI telah membukukan pinjaman yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid-19 sebesar Rp 102,4 triliun atau 18,6% dari total pinjaman. Berdasarkan segmen bisnis, restrukturisasi kredit diberikan kepada segmen Korporasi sebesar Rp 44,2 triliun, segmen Menengah Rp 21 triliun, segmen Kecil Rp 28 triliun, dan Rp 9,2 triliun untuk segmen konsumer.

Sementara itu, BNI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp 586,2 triliun, naik 5,3% YoY. Rinciannya, kredit di segmen korporasi meningkat 7,4% YoY menjadi Rp 309,7 triliun. Sementara itu, kredit kepada segmen bisnis kecil masih sustain sebesar 12,3% YoY menjadi Rp 84,8 triliun. Sementara itu, kredit konsumer tercatat tumbuh 4,7% YoY menjadi Rp 89,9 triliun pada akhir tahun lalu.

Sedangkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tercatat tumbuh 10,6% YoY menjadi sebesar Rp 679,5 triliun. Pada tahun ini, sejalan dengan kenaikan rasio CASA pada akhir Desember 2020 yang berada di level 68,4% atau meningkat 160 bps secara YoY.

Pada kesempatan sama, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini juga meyakini, di tahun ini rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan berada di bawah 4%. Beberapa asumsi yang digunakan dalam rasio NPL tersebut antara lain adanya potensi membaiknya ekonomi tahun ini karena proses vaksinasi Covid secara global.

"Kami memperbaiki proses kredit dan manajemen risiko sejak 2020, dampaknya akan terlihat di 2021. Pencadangan di 2021 akan kami proyeksikan lebih rendah seiring membaiknya NPL, tapi akan lebih tinggi dari 2019," ujarnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang, BNI Terus Didorong Go Internasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular