Analisis Teknikal

Dolar AS Lesu Lagi, Rupiah Bisa Tembus Rp 14.000/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 January 2021 08:57
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakartal, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,11% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.050/US$ pada perdagangan Kamis kemarin.

Sentimen pelaku pasar yang memburuk, penguatan tajam indeks dolar AS sehari sebelumnya, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direvisi turun oleh Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) membuat rupiah tertekan.

Namun, pada perdagangan hari ini, Jumat (29/1/2021), rupiah berpeluang menguat sebab indeks dolar AS kemarin terkoreksi 0,21% ke 90,455. Dolar AS tertekan setelah rilis awal data produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2020 yang tumbuh 4%, lebih rendah dari prediksi para ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 4,3%.

Rilis data PDB tersebut mengkonfirmasi pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) jika pemulihan ekonomi AS mengalami pelambatan.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas Rp 14.000/US$ meski sempat dijebol pada Kamis (21/1/2021).

Mata Uang Garuda masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

Sementara itu, indikator stochastic bergerak mendatar dan cukup jauh dari wilayah jenuh jual (oversold) atau pun jenuh beli (overbought). 

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

MA 50 di kisaran 14.060/US$ menjadi resisten terdekat, selama bertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke level psikologis Rp 14.000/US$. Jika level psikologis ditembus, rupiah bisa menguat ke Rp 13.970/US$.

Sementara jika MA 50 ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.100/US$ sebelum menuju Rp 14.150/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular