Tidak Ada "Tapering" Akhir Tahun, Emas Kok Enggak Melesat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2021 17:10
FILE PHOTO: An employee shows gold bullions at Degussa shop in Singapore June 16, 2017. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)

Jakarta, CNCB Indonesia - Harga emas dunia perlahan bangkit memasuki perdagangan sesi Eropa Kamis (28/1/2021) setelah tertekan di sesi Asia lalu. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mengumumkan kebijakan moneter dini hari membuat harga emas naik-turun.

Pada pukul 16:10 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.839.3/troy ons, melemah 0,24% di pasar spot melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan pagi tadi, emas sempat merosot 0,58%.

Pada perdagangan Rabu kemarin, emas juga sempat ambrol lebih dari 1% sebelum dipangkas dan berakhir melemah 0,34%.

Emas mampu memangkas penurunan setelah The Fed mengumumkan The Fed di bawah komando Jerome Powell mempertahankan suku bunga di rekor terendah <0,25% dan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan.

Kebijakan tersebut masih dipertahankan sebab The Fed melihat pemulihan ekonomi yang nyungsep akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Negeri Paman Sam mengalami pelambatan.

"Perekonomian masih jauh dari target inflasi dalam kebijakan moneter kami, dan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa lama untuk mencapai kemajuan yang substansial. Kebijakan masih akan "sangat akomodatif saat pemulihan sedang berlangsung," kata ketua The Fed, Jerome Powell, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (28/1/2021).

Selain itu, dalam konferensi pers usai mengumumkan kebijakan moneter. Powell mengatakan laju pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir berjalan secara moderat, dengan pelemahan terjadi di sektor yang paling terdampak pandemi.

Sementara itu, "bisik-bisik" pengurangan nilai QE atau yang dikenal dengan tapering di akhir tahun ini, yang selama ini beredar di pasar, dibantah oleh Powell.

"Mengenai tapering, itu masih prematur. Kamu baru saja membuat panduan. Kami mengatakan kami ingin melihat kemajuan yang substansial menuju target kami sebelum kami memodifikasi panduan QE. Dan itu masih terlalu prematur untuk membahas kapan waktunya, kami harus fokus dalam kemajuan yang ingin kami lihat," kata Powell.

Pernyataan Powell tersebut membuat "bisik-bisik" tapering di akhir tahun ini meredup.

Sebelumnya "bisik-bisik" tapering membuat emas sulit untuk menguat, kini setelah Powell mengatakan hal tersebut terlalu prematur, emas seharusnya bisa kembali menguat.

Stimulus moneter merupakan salah satu bahan bakar utama emas untuk menguat. Di bulan Maret 2020 lalu, saat virus corona dinyatakan sebagai pandemi harga emas dunia ambrol bersama dengan bursa saham global. Saat itu dolar AS menjadi aset yang paling diburu pelaku pasar hingga muncul istilah "cash is the king". Namun, bukan sembarang cash, hanya dolar AS, nilainya pun meroket, emas semakin tertekan. 

Hal yang sama terjadi saat ini, dolar AS sedang kuat dan bursa saham global sedang ambrol, emas tertahan di zona merah, meski perlahan mulai bangkit. 

Pada bulan Mare lalu, setelahnya bursa saham berguguran,  The Fed membabat habis suku bunga menjadi <0,25% dan mengaktifkan kembali program QE. Alhasil, dolar AS perlahan merosot dan emas melesat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus 2020.

Selain kebijakan moneter, pemerintah AS di bawah komando Presiden Donald Trump di bulan Maret lalu juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun yang menjadi tambahan tenaga bagi emas untuk menguat.

Kini, orang nomer 1 di AS sudah berganti, Joseph 'Joe' Biden dilantik menjadi Presiden AS ke-46 pada 20 Januari lalu. Biden berjanji akan kembali menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Artinya, emas bakal punya bahan bakar lagi untuk menguat setelah stimulus tersebut cair.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular