Bursa Asia

IMF Ramal Ekonomi Dunia Oke, Hang Seng & KOSPI Malah Nyungsep

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 January 2021 17:31
A currency trader walks by the screens showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), left, and the foreign exchange rate between U.S. dollar and South Korean won at the foreign exchange dealing room in Seoul, South Korea, Tuesday, Dec. 10, 2019. Asian stock markets have fallen as investors look ahead to interest rate decisions by U.S. and European central bankers and possible American tariff hike on Chinese imports.  (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto: Bursa Korea (KOSPI). (AP Photo/Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup beragam pada perdagangan Rabu (27/1/21), setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021.

Pergerakan bursa Asia ini juga terjadi di tengah ketidakpastian tren pergerakan bursa global akibat penambahan kasus Covid-19.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,31%, Shanghai Composite China naik 0,11%, dan STI Singapura tumbuh 0,45%.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong hari ini ditutup melemah 0,32% dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,57%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (27/1/21) terkoreksi 0,50% ke level 6.109,16. Meskipun terkoreksi parah, sejatinya IHSG berhasil memangkas koreksi karena pagi tadi sempat anjlok ke bawah level 6.000 atau terkoreksi hingga 2,30%.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 109 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 19,5 triliun.

Optimisme mengemuka setelah IMF mendongkrak proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menyusul dimulainya vaksinasi di banyak negara.

Lembaga yang di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,5% pada 2021, merefleksikan kenaikan sebesar 0,3 poin persen jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang dipatok pada Oktober.

"Kebanyakan sekarang bergantung pada hasil balapan antara virus yang bermutasi dan vaksin untuk mengakhiri pandemi, dan pada kemampuan kebijakan untuk menyediakan dukungan efektif hingga itu terjadi," tutur Ketua IMF Gita Gopinath dalam blog-nya.

Di lain sisi, di seluruh dunia, infeksi virus corona (Covid-19) telah melampaui angka psikologis 100 juta, menyusul keberadaan mutasi virus strain baru yang lebih mudah menular.

Hal itu membuat ketidakpastian investor di tengah pandemi corona kembali muncul yang memicu bursa Asia ditutup beragam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat Hingga 1% Saat Rupiah Anjlok

Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular