
Kasus Covid-19 di China Melandai, Harga Minyak Langsung Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah mengalami kenaikan menyusul adanya berita positif yang datang dari China. Kontrak yang aktif diperjualbelikan di bursa berjangka mengalami apresiasi lebih dari 0,2% pada perdagangan hari ini, Rabu (27/1/2021).
Pada 10.00 WIB harga kontrak berjangka Brent berada di US$ 56,02/barel. Sementara itu di saat yang sama harga kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) dibanderol di US$ 52,73/barel.
Asosiasi industri yaitu American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun 5,3 juta barel dalam sepekan hingga 22 Januari. Penurunan tersebut berbanding terbalik dengan ekspektasi analis yang memperkirakan terjadi kenaikan 430 ribu barel dalam jajak pendapat Reuters.
"Penurunan [stok] minyak mentah telah memberikan dukungan ke pasar pada awal perdagangan pagi ini dengan pasar mengharapkan terjadinya peningkatan [harga]," kata ekonomi ING dalam sebuah catatan.
Kendati stok minyak mentah turun banyak, tetapi persediaan untuk produk turunannya justru mengalami kenaikan. Data API menunjukkan stok bensin naik 3,1 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Persediaan bahan bakar distilat, yang mencakup solar dan minyak pemanas naik 1,4 juta barel. Kenaikan ini berbanding terbalik dengan ekspektasi yang memperkirakan terjadi penurunan 361 ribu barel.
"Sulit bagi pedagang minyak untuk membuat pergeseran jangka pendek yang pasti ke tingkat harga berikutnya yang lebih tinggi mengingat prospek permintaan jangka pendek yang sangat tidak pasti," kata Ahli Strategi Pasar Global Axi Stephen Innes dalam sebuah catatan.
Namun kali ini harga minyak didukung oleh meredanya kekhawatiran wabah Covid-19 di China yang menjadi salah satu konsumen terbesar minyak di dunia. Kasus Covid-19 di China mulai melandai setelah dilaporkan mengalami lonjakan signifikan beberapa waktu terakhir.
Data resmi menunjukkan 75 kasus baru Covid-19 yang dikonfirmasi pada hari Rabu. Ini menjadi kenaikan harian terendah sejak 11 Januari.
Pejabat pemerintah telah mendesak orang-orang untuk tidak bepergian selama libur Tahun Baru Imlek. Saat libur Imlek tiba ratusan juta orang biasanya melakukan perjalanan pulang kampung untuk bertemu sanak famili. Namun kemungkinan besar hal tersebut tak akan terjadi tahun ini.
"Ada kekhawatiran yang meningkat bahwa wabah di China akan menyebabkan permintaan minyak mentah jatuh," kata Riset ANZ dalam sebuah catatan. Bagaimanapun juga meski outlook perekonomian dan permintaan minyak lebih baik untuk tahun ini dibanding tahun lalu, tetap saja masih belum bisa pulih ke level sebelum pandemi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aktivitas Bisnis AS Melambat, Harga Minyak Mentah Mendingin!