
MEDC & TPIA Masuk LQ45, Yuk Cek Fundamental & Valuasinya

Dalam kinerja keuangan, saham MEDC sebenarnya masih merugi. Hal ini terlihat dari laporan keuangan perseroan pada kuartal III-2020, di mana MEDC masih mencatatkan rugi bersihnya sebesar US$ 130,12 juta atau sekitar Rp 1,79 triliun jika kurs saat itu Rp 13.800.
Pendapatan bersih MEDC juga turun menjadi US$ 792,9 juta atau Rp 10,94 triliun pada 30 September 2020. Hal ini karena turunnya pendapatan dari minyak dan gas bumi (migas) yang turun 30% menjadi US$ 84,45 juta dan turunnya pendapatan dari tenaga listrik menjadi US$ 30,59 juta.
Dari Posisi Neraca, liabilitas jangka pendek perseroan pada kuartal III-2020 malah naik drastis menjadi US$ 1,42 miliar dari sebelumnya pada akhir tahun 2019 sebesar US$ 706 juta. Sedangkan liabilitas jangka panjang perseroan turun sekitar 9% menjadi US$ 3,58 miliar pada akhir September 2020.
Adapun total equitas perseroan per 30 September 2020 turun 0,1% menjadi US$ 1,19 miliar dan total aset perusahaan naik sekitar 5% menjadi US$ 6,36 miliar.
Sementara itu, kinerja keuangan saham TPIA juga mencatatkan rugi bersihnya pada kuartal ketiga tahun 2020 sebesar US$ 19,73 juta atau sekitar Rp 272,27 miliar jika kurs saat itu Rp 13.800.
Pendapatan bersih TPIA juga turun 8% menjadi US$ 1,27 miliar atau Rp 17,5 triliun pada akhir September 2020.
Hal ini karena turunnya penjualan dari beberapa produk seperti styrene monomer yang turun 35% menjadi US$ 106,04 juta, produk olefin yang turun 48% menjadi US$ 88,52 juta dan produk butadiene yang turun 39% menjadi US$ 42,41 juta.
Dari Posisi Neraca, liabilitas jangka pendek perseroan pada kuartal III-2020 turun menjadi US$ 627 juta dari sebelumnya pada akhir tahun 2019 sebesar US$ 784 juta. Sedangkan liabilitas jangka panjang perseroan turun sekitar 1,2% menjadi US$ 895 juta pada akhir September 2020.
Adapun total equitas perseroan per 30 September 2020 turun 1,3% menjadi US$ 1,74 miliar dan total aset perusahaan juga turun sekitar 5% menjadi US$ 3,26 miliar.
(chd/chd)