Wall Street Akhiri Pekan Ini dengan Ditutup Melemah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 January 2021 10:30
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dow dan S&P 500 ditutup turun tipis pada perdagangan Jumat (22/1/2021) setelah laporan meruginya dua perusahaan teknologi blue chip Intel dan IBM. Hal ini disebabkan karena pupusnya harapan pembukaan kembali ekonomi secara penuh dalam beberapa bulan ke depan.

S&P 500 dan Nasdaq telah mencatatkan penurunan tak lama setelah pembukaan perdagangan disebabkan karena data aktivitas manufaktur AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari 13,5 tahun pada awal Januari. Angka ini cukup berbeda dengan hasil purchasing manager Eropa yang dirilis sebelumnya.

Tercatat volume perdagangan sebanyak 12,79 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,68 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Tercatat kinerja IBM Corp merosot 9,91% dan Intel Corp tergelincir 9,29% karena komentar pasca-pendapatan dari Chief Executive Officer Pat Gelsinger menunjukkan kurangnya dukungan yang kuat dari outsourcing.

Namun kerugian di sektor teknologi diimbangi oleh keuntungan dari Microsoft Corp Apple Inc, menjaga penurunan pada indeks saham utama AS dan sedikit mengangkat Nasdaq.

Sektor energi dan keuangan adalah yang berkinerja terburuk di antara 11 sektor S&P pada hari Jumat, sementara utilitas defensif dan sektor real estat menguat.

"Setiap penundaan atau kemunduran dalam tema pembukaan kembali mungkin akan menjadi hambatan bagi sektor energi," kata Andrew Mies, kepala investasi di 6 Meridien di Wichita, Kansas, dikutip Sabtu (23/1/2021).

Dilansir dari Reuters, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 179,03 poin, atau 0,57%, S&P 500 kehilangan 11,6 poin, atau 0,30% dan Nasdaq Composite bertambah 12,15 poin, atau 0,09%.

Terlepas dari kelemahan, tiga indeks utama mencatatkan kenaikan mingguan. Sepanjang pekan ini S&P naik 1,94%, Dow bertambah 0,59% dan Nasdaq secara tidak resmi naik 4,19%.

Dengan valuasi saham yang mendekati level yang belum pernah terlihat sejak era Dotcom, beberapa pelaku pasar mengatakan varian baru Covid dan gangguan dalam peluncuran vaksin menimbulkan risiko jangka pendek.

Pekan ini, tepatnya Rabu (20/1/2021) Amerika Serikat melantik presiden barunya Joe Biden.

Presiden baru ini mengatakan pada Jumat bahwa krisis ekonomi AS semakin dalam dan bahwa pemerintah perlu mengambil tindakan besar sekarang untuk membantu orang Amerika yang sedang berjuang.

"Kepastian mutlak yang dirasakan investor seminggu yang lalu ... beberapa di antaranya mulai menghilang dari pasar," kata dia.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular