Reli Wall Street Dinilai Terlalu Cepat, Dow cs Dibuka Anjlok

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 January 2021 21:50
Lauren Simmons, Trader NYSE
Foto: CNBC.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada perdagangan Jumat (22/1/2021), menyusul aksi ambil untung masif karena kekhawatiran bahwa reli yang terjadi sepekan ini terlalu cepat hingga meninggalkan realitas ekonomi.

Saham IBM anjlok lebih dari 9% setelah melaporkan kinerja keuangan yang lebih buruk dari ekspektasi pelaku pasar. Penjualan kuartal IV-2020 yang disetahunkan tercatat anjlok 6%, menjadi penurunan kuartalan yang keempat kali secara beruntun.

Indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 198,6 poin (0,64%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 197,4 poin (-0,63%) ke 30.978,57. S&P 500 turun 13,75 poin (-0,36%) ke 3.839,32 sedangkan Nasdaq naik 17,1 poin (-0,13%) ke 13.513,85.

Saham telekomunikasi dan teknologi yang kemarin menjadi pendorong utama hari ini terkoreksi sebagian, seperti misalnya saham Intel yang ambles 5%. Sepanjang pekan berjalan, saham Apple terhitung lompat 7,7%, Facebook naik 8,6% sedangkan Microsoft melambung 5,8%.

Indeks S&P 500 naik 2,3% sepanjang pekan ini. Indeks Dow Jones lompat 1,2% dan Nasdaq naik 4%. Dengan kenaikan tersebut, pelaku pasar mulai waswas jika reli yang terjadi terlalu dini dan cepat sementara vaksinasi belum menunjukkan hasil yang signifikan menekan pandemi.

Trader di Wall Street masih memantau perkembangan politik di Washington, untuk melihat sepak terjang Presiden Joe Biden di hari-hari awal kepemimpinannya untuk memulihkan perekonomian dan mengatasi pandemi.

Investor sejauh ini mulai ragu proposal stimulus senilai US$ 1,9 triliun akan disetujui Kongres karena beberapa senator moderat menilai belum ada kebutuhan mendesak untuk meloloskan stimulus baru setelah stimulus sebesar US$ 900 miliar diteken Desember lalu.

"Realitas politik Washington mulai berdampak pada pasar, dan menjadi kian tak jelas kapankah ambisi stimulus Partai Demokrat akan disahkan," tutur Tom Essaye, pendiri Sevens Report sebagaimana dikutip CNBC International.

Di sisi lain, Senat bakal menyampaikan sikap politiknya atas penunjukan Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan. Jika disepakati, maka mantan kepala bank sentral AS itu akan menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular