Tanda Pemulihan Ekonomi Makin Nyata, Dolar Australia Perkasa

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 January 2021 11:55
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (22/1/2020) setelah data menunjukkan laju ekspansi sektor manufaktur semakin cepat. Data tersebut menambah tanda-tanda pemulihan perekonomian Australia.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia pagi ini menguat 0,13% ke Rp 10.866,72.AU$ di pasar spot.

HIS Markit pagi tadi melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di awal 2021 naik menjadi 57,2 dari bulan Desember lalu sebesar 55,7.

PMI manufkatur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, dibawahnya berakhir kontraksi sementara di atasnya berarti ekspansi.

Detail laporan tersebut menunjukkan tingkat produksi dan penjualan mencatat kenaikan tertinggi dalam 3 tahun terakhir, sementara ekspor masih lemah yang terilihat dari penurunan pesanan baru dari luar negeri dalam 4 bulan beruntun.

Data tersebut menambah banyaknya sinyal perekonomian Australia mulai bangkit kembali.

Kemarin pagi, Biro Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 6,6% di bulan Desember 2020, dari bulan sebelumnya 6,8%.

Tingkat pengangguran tersebut menjadi yang terendah sejak bulan April lalu, meski masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan level sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melanda di 5,1%.

Selain tingkat pengangguran, sepanjang bulan Desember juga dilaporkan terjadi penambahan jumlah orang yang bekerja sebanyak 50 ribu orang. Artinya, roda bisnis di Australia mulai berputar kembali, dan banyak terjadi perekrutan tenaga kerja.

Membaiknya perekonomian Australia memang menjadi pemicu utama penguatan dolar Australia. Gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), Philip Lowe, menunjukkan sikap optimis perekonomian Australia akan bangkit dari resesi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 3 dekade terakhir.

"Pemulihan ekonomi sedang berlangsung, dan data ekonomi yang dirilis belakangan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters awal Desember lalu.

"Ini adalah kabar bagus, tetapi pemulihan ekonomi masih belum terjadi secara menyeluruh, dan masih sangat tergantung dari dukungan kebijakan moneter dan fiskal," katanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular