Rupiah Batal Jadi Abang Jago, yang Ada Malah Loyo!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2021 10:15
Ilustrasi Dollar
Ilustarsi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga lemas di perdagangan pasar spot.

Pada Jumat (22/1/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.054. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Di pasar spot, rupiah pun merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.010 di mana rupiah melemah 0,21%.

Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan saja di Rp 13.980/US$. Namun dalam hitungan menit, rupiah terpeleset ke zona merah.

Padahal rupiah digadang-gadang bisa menguat hari ini. Pasalnya, mata uang Tanah Air masih menunjukkan apresiasi di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat usai penutupan perdagangan pasar kemarin dibandingkan hari ini, mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 21 Januari (15:08 WIB)

Kurs 22 Januari (09:18 WIB)

1 Pekan

Rp14.037

Rp 14.022,1

1 Bulan

Rp14.076

Rp 14.062,4

2 Bulan

Rp14.108,5

Rp 14.096,6

3 Bulan

Rp14.156

Rp 14.142,4

6 Bulan

Rp14.291,5

Rp 14.269,4

9 Bulan

Rp 14.419

Rp 14.404

1 Tahun

Rp 14.577

Rp 14.551,8

2 Tahun

Rp 15.300

Rp 15.305

Tidak hanya itu, dolar AS juga sedang melemah di level global. Pada pukul 09:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,03%. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terpangkas 0,74%

So, apa yang membuat rupiah melemah? Sepertinya aksi ambil untung di pasar keuangan Tanah Air adalah biang kerok yang menyeret rupiah ke zona merah.

Ini terlihat di pasar obligasi negara. Pada pukul 09:42 WIB, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) di hampir seluruh tenor bergerak naik. Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini turun karena tekanan jual.

Sejak awal tahun, yield SBN memang cenderung naik. Terhitung sejak akhir 2020 hingga kemarin, yield SBN seri acuan tenor 10 tahun melesat 33,5 basis poin (bps).

Maklum saja, sepanjang 2020 harga SBN memang naik tajam. Tahun lalu, yield SBN tenor 10 tahun anjlok 97,7 bps. Artinya, harga aset ini melonjak gila-gilaan.

Oleh karena itu, wajar kalau investor ingin mencairkan keuntungan yang sudah didapat. Tekanan jual terhadap SBN membuat harganya turun dan yield menanjak.

Aksi jual terhadap SBN ini kemudian ikut mempengaruhi rupiah. Bukan sekadar mempengaruhi, bahkan depresiasi rupiah cukup dalam dibandingkan mata uang negara Asia lainnya. Depresiasi 0,21% sudah cukup untuk membuat rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:07 WIB:

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular