
Jelang Pelantikan Joe Biden, Bursa Saham Asia Pesta Pora!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas ditutup menguat pada Rabu (20/1/21), jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden pada Rabu (20/1/21) waktu setempat atau Kamis (21/1/21) tengah malam waktu Indonesia.
Hanya indeks Nikkei Jepang yang berakhir di zona merah pada hari ini, yakni melemah 0,38%.
Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau pada hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melesat 1,08%, Shanghai Composite China menguat 0,47%, Straits Times Index (STI) Singapura terapresiasi 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan terdongkrak 0,71%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini berhasil ditutup meroket 1,71% di level 6.429,76. Hal ini dikarenakan dari ramainya transaksi di bursa dengan nilai transaksi mencapai Rp 25,1 triliun pada hari ini.
Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 757,4 miliar di pasar regular.
Di Asia, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjamannya. Suku bunga pinjaman 1 tahun tetap di angka 3,85%. Sedangkan suku bunga pinjaman 5 tahun tetap berada di 4,65%.
Hal ini sesuai dengan konsensus Reuters yang memperkirakan tidak ada perubahan baik pada suku bunga pinjaman satu tahun (LPR) atau LPR lima tahun, yang terakhir masing-masing berada di 3,85% dan 4,65%.
Sementara itu, investor di seluruh dunia, termasuk di Asia tengah menantikan pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden hari ini.
Biden akan menjadi Presiden ke-46 AS, menggantikan Donald Trump. Pidato pertamanya akan memfokuskan pada pentingnya menyatukan kembali bangsa yang terpecah pascakerusuhan Gedung Capitol awal bulan ini.
Pada pekan lalu, Biden mengumumkan rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Stimulus tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan kembali mendongkrak kinerja bursa saham. Selain itu, harapan vaksinasi akan dipercepat juga membuat sentimen pelaku pasar membaik.
Dr. Rochelle Walensky, Kepala Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) yang dipilih Biden, mengatakan bahwa pemerintah memiliki vaksin yang cukup untuk mencapai target vaksinasi 100 juta orang dalam 100 hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
