Dolar Lemas, Rupiah Ngegas!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 January 2021 10:20
Ilustrasi Mata Uang
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dolar AS kembali memasuki masa 'keprihatinan'. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Paman Sam pun lesu di tingkat dunia.

Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,1%. Dalam setahun terakhir, indeks ini ambles lebih dari 7% secara point-to-point.

Kim Mundy, Analis Commonwealth Bank of Australia, memperkirakan masa depan dolar AS bakal suram. Perbaikan ekonomi seiring kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covd-19) plus tren suku bunga rendah yang kemungkinan bertahan dalam hitungan tahun membuat investor enggan mengoleksi dolar AS.

"Walau dolar AS menguat, itu riak-riak saja. Penguatannya akan terbatas. Kami memperkirakan dolar AS masih akan dalam tren melemah sepanjang 2021," kata Mundy, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam jajak pendapat 4-7 Januari 2021 terhadap 63 orang FX strategist, 46% di antaranya memperkirakan tren pelemahan dolar AS akan terjado 1.-2 tahun. Naik dibandingkan survei bulan sebelumnya, di mana yang memperkirakan hal itu adalah 39%. Menjawab pertanyaan performa mata uang mana yang lebih baik, negara maju atau negara berkembang, 83% responden menjawab mata uang negara berkembang akan lebih josss.

usdSumber: Reuters

"Kami akan mengalihkan pergerakan ke pasar negara berkembang untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi. Untuk itu, kami akan keluar dari dolar AS," tegas Jane Foley, Head of FX Strategy di Rabobank, seperti dikutip dari Reuters.

"Kami melihat dolar AS sudah terlalu 'mahal'. Kita sekarang ada di titik di mana keuntungan berinvestasi di dolar AS sudah lenyap. Silakan bertanya kepada diri Anda sendiri, seberapa jauh dolar AS akan jatuh?" tegas Gavin Friend, Senior Market Strategist di National Australia Bank, juga kepada Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular