
Hati-hati! Asing Jor-joran Lepas 5 Saham Ini Kemarin

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup naik 0,62% di posisi 6.435,21 pada perdagangan Rabu kemarin (13/1/2021). Asing bahkan ramai-ramai masuk ke pasar saham dengan beli bersih (net buy) Rp 936,10 miliar di pasar reguler.
Data BEI menunjukkan, IHSG sempat melesat ke level tertinggi 6.464, dan ke bawah level terendah 6.395.
Penguatan indeks acuan utama bursa saham Indonesia ini terjadi setelah vaksinasi Covid-19 di Indonesia resmi dimulai dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang divaksin kemarin di Istana Negara.
Nilai transaksi perdagangan kemarin mencapai Rp 24,17 triliun, volume perdagangan 35,85 miliar saham dan frekuensi perdagangan 1,85 juta kali.
Dalam sepekan terakhir, IHSG sudah mencuat 6%, dan sebulan terakhir naik 8,45%.
Pada perdagangan kemarin, asing net buy Rp 936,10 miliar di pasar reguler, dan jika ditambah dengan pasar nego dan tunai maka net buy mencapai Rp 992,84 miliar.
Meski demikian, masih ada 5 saham yang mencatatkan aksi jual bersih (net sell) pada perdagangan kemarin di pasar reguler.
5 Saham Top Net Foreign Sell, Rabu (13/1)
1. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), net sell Rp 47,7 M, saham -1,06% Rp 9.325
2. XL Axiata (EXCL), net sell Rp 18,9 M saham -,36% Rp 2.750
3. Ramayana Lestari (RALS), net sell Rp 13,7 M, saham -4,19% Rp 800
4. Sarana Menara (TOWR), net sell Rp 11 M, saham -1,05% Rp 945
5. Surya Citra Media (SCMA), net sell Rp 9,7 M, saham -2,50% Rp 2.340
Khusus untuk ICBP, belum ada aksi korporasi signifikan di tahun ini setelah tahun lalu merampungkan akuisisi Pinehill Company Limited, yang fokus pada pasar Indomie di Timur Tengah.
Mimi Halimin, Analis Mirae Asset Sekuritas, dalam risetnya menilai laba bersih ICBP di September 2020 memang dianggap di bawah ekspektasi, masing-masing hanya merealisasikan 67,4% dan 66,8% dari perkiraan laba bersih FY20 Mirae Asset dan konsensus analis.
"Sementara itu, pendapatan 3Q20 ICBP mencapai Rp 10,8 triliun, +1,8% YoY, dan -1,7% QoQ, menghasilkan pendapatan 9M20 sebesar Rp 33,9 triliun, atau +3,4% YoY," katanya, dikutip dari riset yang dipublikasikan 30 November 2020, di situs Mirae Asset.
Dia menilai, beberapa sentimen yang dikaitkan dengan pencapaian laba bersih Q3 yang melemah bagi ICBP di antaranya pertumbuhan pendapatan yang relatif datar karena situasi makro masih menantang dan margin EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) yang lebih rendah.
Hanya saja, dia menilai, ada dukungan dengan adanya prospek pemulihan kondisi ekonomi secara bertahap dan potensi kontribusi pendapatan dari Pinehill.
"Perhatikan bahwa ICBP baru menyelesaikan transaksi [akuisisi Pinehill] pada 27 Agustus 2020. Rekomendasi kami pada hasil ICBP pasca-3Q20 saat ini sedang ditinjau. Rekomendasi terakhir kami di ICBP adalah Beli dengan target harga Rp 13.250.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Getol Jual 5 Saham Ini di Awal Pekan, Kenapa ya?