
Rupiah Sangar, Tiga Dolar Dihajar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali unjuk gigi. Mata uang Tanah Air menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), Australia, dan Singapura.
Hari ini, Rabu (6/1/2021) pukul 11:04 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.890. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Sementara AU$ 1 dibanderol Rp 10.767,53. Rupiah terapresiasi 0,14% di hadapan mata uang Negeri Kanguru.
Kemudian SG$ 1 dihargaiĀ Rp 10.525,92. Kali ini penguatan rupiah adalah 0,2%.
Sentimen positif datang bertubi-tubi dan berhasil mendongrak rupiah. Pertama, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah memperkirakan nilai cadangan devisa Desember 2020 akan naik dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kami perkirakan pada akhir Desember (cadangan devisa) akan meningkat di atas US$ 135 miliar. Kami tidak banyak menggunakan untuk stabilisasi," kata Nanang.
Pada November 2020, cadangan devisa tercatat US$ 133,6 miliar. Rekor tertinggi cadangan devisa Indonesia dibukukan pada Agustus 2020 yaitu mencapai US$ 137 miliar.
Kedua, lembaga pemeringkat Fitch Ratings dan Moody's Investor Services telah merilis peringkat utang (rating) obligasi pemerintah Indonesia dalam mata uang dolar AS dan euro. Fitch memberi rating BBB sementara Moody's di Baa2.
"Kerentanan eksternal Indonesia semakin berkurang. Misalnya, cadangan devisa terus meningkat sementara ketergantungan terhadap arus modal portofolio berkurang. Indonesia juga sudah lebih tidak terdampak terhadap volatilitas harga komoditas," sebut keterangan tertulis Fitch.
"Pemberian rating Baa2 didasarkan atas perbaikan ketahanan ekonomi Indonesia untuk menghadapi tekanan eksternal. Defisit fiskal relatif terjaga dan rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih cukup rendah. Besarnya ukuran ekonomi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang stabil menjadi fundamental yang sangat kuat," tulis keterangan Moody's.
Dua sentimen ini berhasil menjadi 'doping' yang membuat rupiah berjaya. Tidak cuma di hadapan greenback, tetapi juga dolar Australia dan Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
