Analisis Teknikal

Go Garuda! Rupiah Bakal Strong, Mantap di Rp 13.000-an/US$

Putra, CNBC Indonesia
06 January 2021 08:31
Karyawan menunjukkan pecahan uang dollar di salah satu tempat penukaran uang di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jumat (16/3/2018). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa kemarin (5/1), yakni sebesar 0,11% ke level Rp 13.900/US$.

Rabu hari ini (6/1), nyaris seluruh mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Hanya empat mata uang Asia yang masih mampu melawan dolar AS, yakni dolar Hong Kong, yen Jepang, dolar Singapura dan dolar Taiwan.

Jika dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya yang melemah, pelemahan rupiah tidak terlalu buruk, di mana rupiah berada di posisi kelima dari deretan mata uang Asia yang melemah. Pelemahan yang terbesar dipegang oleh ringgit Malaysia.

Meskipun demikian laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam tampaknya akan menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Dollar Index sendiri terpantau melemah 0,02% pada perdagangan pagi ini yang juga berpotensi mendorong laju rupiah. Dolar index adalah index yang membandingkan mata uang Paman Sam dengan basket mata uang lainnya, apabila posisi dolar sedang lemah maka mata uang Garuda akan lebih mudah menguat.

Proyeksi rupiah, 6 Januari 2021/Tri PutraFoto: Proyeksi rupiah, 6 Januari 2021/Tri Putra
Proyeksi rupiah, 6 Januari 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang melebar maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung menguat.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area Rp 14.035/US$. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area Rp 13.810/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 22, yang menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan tetapi apabila momentum sedang kuat RSI dapat bertahan di area jenuh jual dalam waktu yang panjang.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung terapresiasi.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular