
Nyaris ke Rp17.000 di 2020, Ini Optimisme Rupiah 2021 dari BI

Tidak terhindarkan aksi ini membuat kurs rupiah loncat tajam yang sebelumnya di sekitar Rp 13.800/US$ di akhir Februari menembus Rp 14.000 hingga Rp 14,400 diakhir Maret.
Bahkan rupiah 'bonyok' dan melesat ke Rp 16,600 karena pasar berlanjut panik setelah WHO mendeklarasikan pandemi Covid-19 dan seluruh negara melakukan travel ban (larangan bepergian).
"BI sudah masuk ke pasar melakukan intervensi di pasar SBN, spot dan DNDF [Non-Deliverable Forward di pasar domestik] sejak awal tekanan di akhir Februari."
"Di pasar SBN terjadi kepanikan, bukan hanya asing yang panik tapi juga investor domestik. Jadi tidak ada yang membeli SBN di pasar sekunder saat itu, hanya BI sebagai single buyer. Apabila BI tidak masuk pasar SBN, berpotensi terjadi sell off [ramai-ramai jual] dalam skala besar yang akan menimbulkan instabilitas sistem keuangan," kata dia.
Lanjutnya, di pasar spot intervensi dilakukan sekaligus bersamaa di platform brokerage maupun secara langung call bank (direct interbank). Intensitas intervensi di pasar spot dan DNDF dipertegas di bulan Maret untuk mencegah kurs tidak menembus Rp 17.000.
"Instrument DNDF dapat diibaratkan berperan sebagai kolam bendungan yang mengalihkan dulu "kebutuhan cash" valas di pasar, menjadi pembelian di masa depan (forward), sehingga air kolam tidak cepat tumpah ruah. Ketika kondisi sudah normal, pembelian dilakukan melalui pasar spot, dan posisi DNDF nya dibiarkan jatuh waktu," jelasnya.
Lalu bagaimana dengan 2021?
Menurut Nanang, tahun 2021 adalah tahun memberi harapan dibandingkan 2020.
Meski kasus covid masih meningkat, mulai dilakukannya vaksinasi akan memberikan secercah harapan bagi pasar.
Kemudian kepemimpinan baru AS di bawah Joe Biden dinilai akan membuat tensi konflik dagang AS-China mereda, dan bank sentral AS, Eropa, dan Jepang akan masih lama mempertahankan suku bunga rendah dan terus memompa likuiditas.
"Sehingga fokus investor global seharusnya lebih kepada mencari aset high return di negara EM. Sehingga berpotensi mendorong aliran modal termasuk ke Indonesia," tutupnya.
Pada perdagangan awal tahun 2021, Senin ini (4/1/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS kian jauh di bawah Rp 14.000.
Pada Senin (4/1/2021) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.860. Rupiah menguat 1,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Tahun Baru.
[Gambas:Video CNBC]