Analisis Teknikal

Masuk Tahun Kerbau Logam, IHSG Siap Bergerak Ala "Bullish"

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 January 2021 08:30
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal ditutup di level 6.000. Tahun kemarin, IHSG ditutup dengan koreksi lebih dari 5%. Hari ini Senin (4/1/2021), akan menjadi hari pertama di tahun 2021 pasar kembali buka. 

Sentimen global masih belum begitu kondusif melihat perkembangan Covid-19 yang semakin mengerikan. Di AS kasus kumulatif sudah tembus angka 20 juta, sementara di Inggris Perdana Menteri Boris Johnson memilih untuk menutup sekolah dasar. 

Beralih ke Jepang, negara yang awalnya dipuji karena bisa mengendalikan Covid-19 tanpa lockdown tersebut kini kewalahan. Kasus harian sudah tembus angka 4.000. Ini menjadi rekor tertinggi yang pernah tercatat sejak pandemi Covid-19 terjadi. Jepang saat ini sedang mempertimbangkan deklarasi darurat nasional. 

Di dalam negeri, pertambahan kasus harian Covid-19 sudah mulai tembus angka 8.000. PSBB di DKI Jakarta masih diperpanjang. Indonesia juga melarang WNI masuk mulai 1-14 Januari. 

Dalam pernyataannya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa butuh waktu lebih dari satu tahun untuk memvaksinasi masyarakat Indonesia. Gelombang pertama vaksinasi akan dimulai pada Januari 2021. 

Indonesia sudah mengamankan 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac per akhir tahun 2021. Meskipun sentimen seputar Covid-19 masih negatif ada beberapa kabar positif yang diharapkan mampu membuat pasar cerah di perdagangan pertamanya tahun ini.

Rilis data PMI manufaktur bulan Desember di beberapa negara menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya. Angka PMI manufaktur Australia, Korea Selatan dan Indonesia pada Desember lalu berada di zona ekspansif (PMI > 50). 

IHS Markit melaporkan angka PMI manufaktur Indonesia bulan Desember berada di 51,3 dan lebih baik dari bulan November yang berada di 50,6. Sementara itu Jibun Bank mengumumkan PMI manufaktur Jepang bulan Desember berada di angka 50, lebih baik dari bulan sebelumnya di 49.

Analisis Teknikal

IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batasbawah (support). Saat ini, IHSG beradadiareabatas bawahmaka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.036. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.959.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 34 yang menunjukkan RSI sudah mendekatiindikator jenuh jual sehingga inibiasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang mendekati jenuh jual.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular