Dolar AS Makin Rontok 2021, RI Siap Kebanjiran Dana Asing

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 January 2021 10:40
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sepanjang 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat non-residen telah melepas kepemilikan di aset-aset keuangan domestik hingga Rp 140 triliun. Adanya outflow asing membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah terpuruk. 

Sampai dengan akhir 2020, IHSG masih terkoreksi lebih dari 5% dan nilai tukar rupiah masih terdepresiasi 1% di hadapan dolar AS. Dengan adanya prospek perekonomian yang membaik akibat vaksin dan low based effect serta imbal hasil riil positif, RI berpotensi kebanjiran dana asing pada tahun ini.

Mengingat yield adalah barang yang langka, Indonesia berpotensi menjadi surga para investor karena yield SBN tenor 10 tahun yang jadi acuan masih berada di kisaran 6%. Apabila dikurangi dengan inflasi 1,5% maka imbal hasil riilnya masih positif 4,5%. 

Mandiri memperkirakan di tahun 2021, yield SBN tenor 10 tahun berpotensi semakin turun ke kisaran 5,75%-6% dengan asumsi Covid-19 sudah berhasil dikontrol dan defisit fiskal berangsur turun ke 3% PDB pada 2023. Jika hal tersebut terjadi maka total return dari investasi di obligasi rupiah pemerintah RI akan mencapai 6%-8% di 2021.

Jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain, imbal hasil riil RI masih tergolong menarik dan akan menjadi magnet bagi investor untuk memarkirkan uangnya ke Indonesia. 

Investor juga berpotensi untuk masuk ke aset-aset ekuitas dalam negeri mengingat valuasinya yang tergolong masih menarik. Pertumbuhan ekonomi China yang moncer, kedekatan ekonomi RI dengan China lewat perdagangan hingga booming konstruksi di China dan Indonesia akan menguntungkan sektor-sektor terkait.

Pertama adalah sektor konstruksi itu sendiri, kemudian sektor komoditas terutama komoditas pertambangan logam dasar juga positif dengan adanya tren super cycle yang diperkirakan bakal terjadi di tahun ini.

Masuknya aliran modal asing ke obligasi dan ekuitas nasional akan turut menjadi pendorong rupiah untuk menguat, mengingat selama ini rupiah sangat bergantung pada hot money yang sifatnya temporer.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular