AS Depak 3 Emiten Telco China dari Wall Street, Ada Apa?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 January 2021 17:30
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Ilustrasi Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menghapuskan pencatatan saham atau delisting tiga emiten telekomunikasi asal China dari Bursa Wall Street. Penghapusan itu sejalan dengan kebijakan Presiden Donald Trump pada bulan lalu yang melarang investasi dari perusahaan Negeri Tirai Bambu.

Tiga perusahaan yang berpotensi sahamnya terdepak dari bursa Wall Street atau New York Stock Exchange (NYSE) yakni, China Telecom Corporation Limited, China Mobile Limited 0941.HK dan China Unicom (Hong Kong) Limited.

Kebijakan senada ini nantinya akan membatasi akses investor AS untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Sebab, kebijakan ini akan diikuti dengan penghapusan daftar perusahaan China dari berbagai indeks global seperti MSCI, indeks S&P dan Dow Jones hingga Nasdaq.

"Ini langkah sederhana, tetapi setidaknya kebangkitan untuk keamanan nasional dan risiko terkait hak asasi manusia", kata Roger Robinson, mantan pejabat Gedung Putih yang mendukung pembatasan akses China ke investor AS, seperti dikutip Reuters, Jumat (1/01/2021).

Dalam keterangannya, Otoritas Bursa New York (NYSE) menyatakan, ketiga perusahaan telekomunikasi asal China itu tidak akan lagi dicatatkan sahamnya dan melarang semua transaksi dalam bentuk apapun. NYSE akan mulai menghentikan perdagangan saham pada 7 Januari atau 11 Januari. Emiten tersebut nantinya tetap memiliki hak untuk meninjau kembali keputusan tersebut.

Seperti diketahui, perintah eksekutif Trump pada November berimbas pada beberapa perusahaan terbesar China di AS. Regulasi tersebut akan mengeluarkan perusahaan China dari bursa saham AS kecuali mereka mematuhi standar audit Negeri Paman Sam.



Didepaknya perusahaan asal China ini, menurut pelaku pasar, bakal mengintensifkan desakan oleh perusahaan China yang terdaftar di AS untuk mencari pencatatan cadangan di Hong Kong.

Perintah Trump tersebut berupaya menjaga keamanan nasional AS selaras dengan UU tahun 1999 yang mengamanatkan Departemen Pertahanan menyusun daftar perusahaan militer China. Pentagon sejauh ini telah menunjuk 35 perusahaan, termasuk perusahaan minyak CNOOC Ltd dan pembuat chip asal China, Semiconductor Manufacturing International Corp.

Pemerintah China kemudian mengutuk larangan itu, dan pengelola dana mengatakan itu bisa menguntungkan investor non-AS yang dapat mengambil saham.

Di sisi lain, China Telecom juga mendapat kecaman dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), yang mengatakan pada awal Desember bahwa mereka telah memulai proses pencabutan izin perusahaan untuk beroperasi di AS.

Hubungan antara Washington dan Beijing telah tumbuh semakin memanas selama setahun terakhir. Ini karena AS dan China terus berselisih tentang penanganan wabah Covid-19 oleh Beijing, penerapan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, dan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini Alasan Amerika Serikat Jadi Penguasa Ekonomi Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular