Rupiah dkk Perkasa, Ringgit Malaysia Keok Sendirian di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 December 2020 10:31
valas
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun menghijau di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (29/12/2020), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.169. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Tanah Air pun terapresiasi di pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.130 di mana rupiah menguat 0,07%.

Tidak hanya rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Hanya ringgit Malaysia yang masih melemah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:02 WIB:

Tidak hanya di Asia, dolar AS pun melemah secara global. Pada pukul 09:27 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,17%.

Dolar AS belum bisa lepas dari tekanan. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index melemah 1,76% dan sejak awal kuartal IV-2020 sudah anjlok nyaris 4%.

Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, pelaku pasar memperkirakan tren pelemahan dolar AS asih akan terjadi pada 2021. Sebanyak 51 dari 72 ekonom/analis (70,83%) memperkirakan tren depresiasi mata uang Negeri Adidaya masih bertahan hingga setidaknya pertengahan tahun depan. Sementara 21 orang respoden (29,17) memperkirakan tren pelemahan akan berbalik sebelum tengah tahun.

"Dolar AS masih terlalu mahal (overvalued) karena sudah menguat selama kurang lebih dua tahun terakhir. Dengan perbedaan kebijakan moneter antara AS dengan negara-negara maju lainnya, keuntungan investasi jadi lebih menarik di negara-negara lain," kata Kit Juckes, Head of FX Strategy di Societe Generale, seperti dikutip dari Reuters.

"Kita semua tahu bahwa dolar melemah, tetapi tidak ada mata uang lain yang cukup atraktif sebagai sarana berinvestasi. Namun kini dengan kenakan harga komoditas, ada tempat untuk menaruh uang," ujar Steve Englander, Head of Global G10 FX Research di Standard Chartered, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular