Trump Bikin Dolar AS Babak Belur, Rupiah Menguat Tipis doang!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 December 2020 16:03
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (28/12/2020), setelah melemah 0,5% sepanjang pekan lalu. Presiden AS, Donald Trump, yang menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal menjadi penopang penguatan rupiah hari ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.150/US$, sempat melemah 0,11% ke Rp 14.165/US$, rupiah kemudian berbalik menguat 0,07% di Rp 14.140/US$, dan bertahan hingga penutupan pasar.

Mata uang utama Asia bergerak bervariasi pada perdagangan hari. Hingga pukul 16:18 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,32%, sementara baht Thailand menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,37%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia. 


Rupiah belum mampu menguat lebih jauh akibat penambahan jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang masih tinggi setiap harinya. Apalagi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta memberi sinyal akan menarik rem darurat dengan cara memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jika kasus Covid-19 terus meningkat.

Sinyal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria usai Seminar Silaturahmi Nasional Lintas Agama di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2020).

"Kita lihat nanti dalam beberapa hari ke depan, setelah tanggal 3 Januari apakah dimungkinkan nanti pak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, apakah ada emergency brake atau yang lain nanti kami akan melihat sesuai dengan fakta dan data," katanya.

Presiden Trump akhirnya menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal US$ 900 miliar yang di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah hingga September 2021 sebesar US$ 1,4 triliun.

Pada pekan lalu, Trump mengejutkan pasar, melalui akun Twitternya, ia menyebut stimulus senilai US$ 900 miliar sebagai "aib". Dalam stimulus fiskal tersebut, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diperoleh warga AS sebesar US$ 600/orang, setengah dari yang diterima sebelumnya yakni US$ 1.200/orang. Untuk pasangan yang menikah BLT yang diperoleh sebesar US$ 1.200, dan US$ 600 untuk tanggungan anak.

Hal tersebut yang dipermasalahkan oleh Trump. Ia juga meminta Kongres AS untuk menaikkan BLT senilai US$ 600 menjadi US$ 2.000 per orang, dan US$ 4.000 untuk pasangan yang menikah.

Pasar dibuat cemas Trump tidak akan meneken RUU tersebut, jika terjadi maka stimulus fiskal tidak akan cair, serta pemerintahan AS terancam tutup (shutdown). Sebab anggaran untuk menjalankan pemerintahan AS akan habis pada hari ini 28 Desember 2020.

Dengan ditekennya RUU tersebut menjadi undang-undang, artinya pemerintahan AS terhindar dari shutdown, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik.

Selain itu, dengan cairnya stimulus fiskal, jumlah uang beredar di perekonomian AS akan bertambah, secara teori nilai tukar dolar AS akan melemah. Indeks dolar AS, yang menjadi tolak ukur kekuatan the greenback hingga sore ini sudah melemah 0,3%, mendekati lagi level terendah dalam lebih dari 2,5 tahun terakhir. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular