
Jangan Kelewat Januari 2021, Ada IPO Gede di Bursa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan emiten baru pada 4 Januari 2021, saat pembukaan perdagangan awal 2021.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, ada perusahaan di sektor agribisnis yang berencana mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di BEI dengan emisi jumbo.
Emiten tersebut adalah PT FAP Agri yang akan melantai di bursa pada 4 Januari 2021. Data KKSEI menunjukkan, perusahaan dengan kode saham FAPA ini melepas sebanyak 544,41 juta saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 1.840 per saham.
Broker yang ditunjuk dalam penawaran umum ini adalah PT BCA Sekuritas. Dengan demikian, perusahaan bakal meraih dana dari IPO ini sebesar Rp 1 triliun.
Sekadar informasi, FAP Agri mulai pertama kali beroperasi di tahun 1994 dengan luas total kebun lebih dari 110 ribu Ha di tahun 2019. Operasional FAP Agri berada di Kalimantan Utara, Timur, dan Riau yang terdiri dari 9 perusahaan, 5 pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel.
Di sisi lain, BEI juga meyakini jumlah perusahaan tercatat di tahun depan akan meningkat dibanding tahun ini sejalan dengan potensi kembali pulihnya sektor industri.
Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan jumlah dana yang dihimpun di pasar modal melalui pencatatan saham.
Mengacu data BEI, sampai dengan 28 Desember 2020, ada sebanyak 50 emiten baru yang melantai di BEI dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp 5,49 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya karena dampak dari pandemi Covid-19.
"Dengan kondisi pandemi yang terjadi, terdapat penurunan nilai fund raised pada tahun 2020 dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya," kata I Gede Nyoman Yetna, Direktur BEI, kepada awak media baru-baru ini.
Namun, menurut dia, dengan beberapa kebijakan dari pemerintah seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan policy pemerintah terkait penyediaan vaksin kepada masyarakat akan menumbuhkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mencapai 5% pada tahun 2021 sebagaimana proyeksi Bappenas.
"Dengan demikian kami berharap jumlah pencatatan efek baik saham maupun EBUS (efek bersifat utang dan sukuk) dan efek-efek lainnya serta jumlah dana yang dihimpun akan meningkat seiring dengan potensi rebound sektor-sektor industri di tahun 2021," ungkapnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Gas pol, Sumber Tani Agung Mau IPO, Tertarik Beli?
