Pekan Terakhir 2020, Bursa Asia Dibuka Hijau! Nikkei Melesat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 December 2020 09:30
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka mixed cenderung menguat pada perdagangan awal pekan terakhir tahun 2020, di tengah optimisme pelaku pasar terkait stimulus Amerika Serikat (AS) dan seputar dari virus corona varian baru.

Hanya indeks KOSPI Korea Selatan dan Nikkei Jepang yang hari ini dibuka di zona hijau. KOSPI Korea Selatan dibuka melesat 0,74% dan Nikkei Jepang dibuka naik 0,13%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona merah, yakni indeks Hang Seng Hong Kong dibuka terkoreksi 0,37%, STI Singapura melemah tipis 0,03% dan Shanghai Composite China turun tipis 0,01%.

Pada pukul 09.27 WIB, Nikkei 225 naik 0,44%, Shanghai naik 0,10%, Hang Seng juga akhirnya menguat 0,39%, dan STI naik 0,21%.

Beralih ke Negeri Paman Sam, bursa saham Wall Street ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (24/12/2020) waktu AS.

Dow Jones Industrial Average ditutup naik 70,04 poin atau 0,23% menjadi 30.199,87. Sementara S&P 500 juga menguat 13,05 poin atau 0,35% menjadi 3.703,06, dan Nasdaq Composite terapresiasi 33,62 poin, atau 0,26% menjadi 12.804,73.

Risiko stimulus AS yang tertunda membuat beberapa optimisme investor berkurang yang mendorong saham global ke rekor bulan ini.

Tunjangan pengangguran mulai berakhir bagi jutaan orang Amerika dan kemungkinan penutupan pemerintah akan segera terjadi, kecuali Presiden AS Donald Trump menandatangani bantuan pandemi bipartisan AS dan tagihan pendanaan pemerintah.

Trump telah meminta Kongres meningkatkan pemeriksaan stimulus menjadi US$ 2.000 dari US$ 600. Pengambilan suara diharapkan terjadi hari ini untuk mencoba dan memecahkan kebuntuan.

Dan kabar terbaru, setelah hampir tiga hari RUU bantuan fiskal jilid II bernilai US$ 900 miliar menganggur di meja Donald Trump dan bahkan Presiden ke-45 AS mengancam tak akan menandatanganinya, akhirnya RUU tersebut sah menjadi UU.

Sementara itu, virus corona jenis baru yang menyebar di Inggris membuat beberapa negara telah melakukan langkah pencegahan yang cukup ekstrem.

Contohnya Jepang yang memutuskan untuk menutup pintu bagi warga negara asing dari seluruh negara. Kebijakan ini berlaku mulai 28 Desember 2020 hingga akhir Januari 2021.

Namun untuk warga dari 11 negara yang sudah meneken perjanjian bilateral dengan Jepang (termasuk China dan Korea Selatan), bisa tetap masuk untuk keperluan bisnis.

"Untuk saat ini, kami belum tahu seberapa besar ancaman virus varian baru tersebut. Jadi kami memilih untuk menempuh langkah paling ketat sebagai pencegahan," sebut seorang pejabat pemerintah Jepang, sebagaimana diwartakan Nikkei Asia.

Virus corona varian baru berisiko membuat dunia kembali tertutup, seperti pada April-Mei lalu. Dengan aktivitas dan mobilitas publik yang terbatas, roda ekonomi tentu sulit untuk berputar kencang. Sangat mungkin prospek ekonomi dunia masih akan suram.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular