Analisis Teknikal

Jokowi Bikin Penasaran Menteri, Hati-hati IHSG Lanjut Koreksi

Putra, CNBC Indonesia
22 December 2020 13:16
Jokowi Pimpin Rapat Sidang Kabinet RI, Kabinet Indonesia Maju (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden )
Foto: Jokowi Pimpin Rapat Sidang Kabinet RI, Kabinet Indonesia Maju (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden )

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (22/12/20) terhenti di zona merah 0,84% ke level 6.113,89 setelah kemunculan strain baru virus corona di berberapa negara di Eropa.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 390 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10,4 triliun.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan temuan varian baru virus corona bernama VUI 202012/01 atau dalam klaster pohon filogenetiknya (pohon kekerabatan berdasarkan data genetik) disebut sebagai varian B.1.1.7.

Varian baru virus Covid-19 tersebut dikabarkan memiliki 70% peluang penularan lebih tinggi ketimbang strain awalnya. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengidentifikasi virus ini di Denmark, Belanda, dan Australia.

Di luar isu pandemi, pemodal bakal mencermati perkembangan reshuffle di dalam negeri. Sumber CNBC Indonesia di lingkaran ring 1 mengatakan Jokowi sudah memikirkan perombakan kabinet dalam beberapa bulan terakhir.

Jokowi disebut sudah 'tak tahan' dengan kondisi saat ini. Jika muncul nama-nama yang profesional dan dinilai mumpuni, IHSG berpeluang melenggang ke jalur positif.

Proyeksi IHSG sesi II, 22 Desember 2020/Tri PutraFoto: Proyeksi IHSG sesi II, 22 Desember 2020/Tri Putra
Proyeksi IHSG sesi II, 22 Desember 2020/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.159. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.102.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 50 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli meskipun demikian RSI mulai terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli. Hal ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular