Roundup

Gojek Caplok 22% Saham Bank Jago, Tokopedia Siap IPO Rp 14 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 December 2020 09:27
Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)
Foto: Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (18/12/20) ditutup terkoreksi tipis 0,15% ke level 6.104,32.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 561 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 23,2 triliun.

Senin pagi ini (21/12), IHSG dibuka naik, dan terus menguat 0,75% di posisi 6.152 pada pukul 09.05 WIB.

Sentimen negatif bagi pasar modal pada pekan lalu sebetulnya datang setelah Gubernur Anies menerbitkan Sergub (Seruan Gubernur) yang berisi aturan yang harus dilakukan oleh setiap warga Jakarta untuk mengendalikan Covid-19.

Pertama, memprioritaskan ada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali untuk kegiatan yang mendasar dan mendesak. Adapun saat melakukan kegiatan mendesak wajib melakukan protokol kesehatan.

Kemudian, pelaku usaha hingga perkantoran hanya boleh dilakukan hingga pukul 19.00 WIB dengan kapasitas jumlah orang yang berada di kantor maksimal 50%.

Untuk memulai lagi perdagangan awal pekan ini Senin (21/12/2020), ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.

1. IPO 2021, Tokopedia Dikabarkan Incar Dana Rp 14 T

Raksasa e-commerce Indonesia Tokopedia dikabarkan mengincar dana US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) dari pencatatan saham perdana (IPO) pada tahun depan.

Bila target IPO ini terlaksana, ini akan menjadi startup Asia Tenggara yang meraup dana dari pasar modal. Informasi ini dibisikkan oleh dua orang sumber kepada Reuters, yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/12/2020).

Salah satu sumber mengatakan Tokopedia akan melakukan IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021. Sumber lain mengungkap IPO ini akan buat valuasi Tokopedia mencapai US$10 miliar atau berstatus decacorn. Meski begitu pencatatan saham ini mengikuti kondisi pasar tahun depan.

2. Garuda Perpanjang Jatuh Tempo Utang Mandiri Jadi Maret 2021

Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyepakati perpanjangan waktu perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi 16 Desember 2020 sampai dengan 31 Maret 2021.

Sebelumnya perjanjian utang ini berlaku sejak 16 Desember 2019 sampai dengan 15 Desember 2020. Mengacu laporan keuangan per September 2020, GIAA melakukan mendapatkan fasilitas Non Cash Loan-Customized IFG dari Bank Mandiri.

Bunganya 8,5% per tahun dengan dana sebesar Rp 300 miliar yang bisa digunakan oleh Citilink, dengan total sublimit fasilitas Garuda dari Bank Mandiri sebesar Rp 2,7 triliun.

3. Cuan Q3! Emiten Migas Grup Bakrie Bidik Akuisisi Tambang Baru

Emiten minyak dan gas (migas) Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP, membidik akuisisi aset-aset tambang migas baru untuk menambah nilai portofolio bagi perseroan dan pemegang saham.

Syailendra Bakrie, Direktur Utama EMP, mengatakan secara internal perseroan akan terus berusaha meningkatkan produksi minyak dan gas melalui program pengembangan yang ada.

Selain itu juga menemukan cadangan migas baru melalui aktivitas eksplorasi, dan menurunkan biaya terkait dengan melakukan efisiensi di seluruh lini organisasi.

4. Usai Stock Split, Induk SCTV Mau Negosiasi Utang Rp 986 M

Emiten media Grup Emtek, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), mengumumkan anak usahanya, PT Elang Andalan Nusantara (EAN) telah menandatangani amandemen atas surat utang konversi pada 20 Maret 2020 dengan API Investment Limited.

Adapun jumlah pokok surat utang konversi tersebut adalah sebesar US$ 70 juta atau sekitar Rp 985,60 miliar dengan asumsi kurs Rupiah 14.080/US$.

"Amandemen surat utang mengatur mengenai perpanjangan jatuh tempo surat utang yang semula 12 bulan menjadi 24 bulan sejak tanggal penerbitan," tulis pengumuman manajemen Emtek, dikutip Jumat (18/12/2020).

5. Bangun PLTU Tanjung Jati A, BNBR Ngutang Hingga Rp 30 T

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan segera melakukan pemenuhan pembiayaan (financial close) untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A jelang akhir tahun ini. Pendanaan tersebut bernilai kisaran US$ 1,9 miliar-US$ 2,2 miliar Rp 26,6 triliun-Rp 30,8 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$) yang bersumber dari eksternal perusahaan.

Chief Executive Officer Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengatakan perusahaan telah mendapatkan surat jaminan kelayakan usaha (SJKU) pada Februari lalu. Saat ini proses pembiayaan yang sempat tertunda karena adanya pandemi Covid-19.

"Pendanaan US$ 1,9 miliar-US$ 2,2 miliar, minus time table tertunda sedikit, semua on track baik dari fundraising maupun perkembangan di lapangan. Dan kita bekerja sama sangat dekat dengan PLN, pemerintah, BKPM, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Keuangan untuk pastikan semuanya updated," kata Anindya paparan publik virtual, Kamis (17/12/2020).

6. Terancam Delisting, Emiten Milik Sinarmas Malah Rights Issue

Pertambangan batu bara milik grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) akan segera melakukan penawaran umum terbatas dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Perusahaan telah mendaftarkan rencana aksi korporasi ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Manajemen Golden Energy Mines, dalam keterbukaan informasinya menyebutkan, saat ini tengah melakukan perbaikan atas komentar OJK dalam registrasi penambahan modal dengan HMETD.

"Perseroan telah mendapatkan komentar dari OJK atas registrasi penambahan modaldengan HMETD ini pada tanggal 15 Desember 2020 dan saat ini Perseroan dengan seluruh profesi dan lembaga penunjang sedang mempersiapkan perbaikan atas komentar dari OJK," jelas perusahaan, Jumat (18/12/2020).

7. Gojek Caplok 22% Saham Bank Jago, Begini Rencana Besarnya

Gojek akhirnya mengumumkan investasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang merupakan bank berbasis teknologi di Indonesia yang sebelumnya bernama Bank Artos Indonesia.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana investasi jangka panjang dan kemitraan strategis Gojek dan Bank Jago untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia yang juga digencarkan pemerintah.

Pengumuman akuisisi ini mengesahkan transaksi jumbo yang terjadi di pasar saham dalam negeri di Jumat ini (18/12/2020). Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 4 transaksi jumbo saham ARTO, di pasar negosiasi.

8. Tutup 33 Gerai KFC, FAST Rupanya Mau Bangun Gerai Taco Bell

Perusahaan restoran cepat saji PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) merencanakan untuk membuka gerai untuk brand baru miliknya, Taco Bell. Namun, pembukaan gerai baru ini menunggu potensi pasar dari yang akan di-review dari saat gerai yang dibuka mulai bulan ini.

Berdasarkan bahan paparan perusahaan, Taco Bell merupakan brand baru di Indonesia saat ini. Namun perusahaan telah mempersiapkan rencana ekspansi untuk restoran makanan Meksikonya ini.

"Rencana gerai Taco Bell akan dibuka pada bulan Desember 2020. Untuk rencana membuka gerai lagi kami menunggu growth potential dari Taco Bell ini karena Taco Bell merupakan brand baru yang beredar di masyarakat di Indonesia. Namun, kami tetap memiliki rencana untuk ekspansi setelah melihat performance dari gerai Taco Bell pertama tersebut," tulis manajemen, dikutip Jumat (18/12/2020).

9. Mulai 2021, Transaksi di Bursa Kena Bea Materai Rp 10.000

Mulai 1 Januari 2021 mendatang, transaksi surat berharga yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dikenakan bea materai sebesar Rp 10 ribu per dokumen. Bea materai tersebut dikenakan tanpa batasan nilai nominal yang diterima investor.

Biaya materai ini akan menjadi tanggung jawab investor hingga ditunjuknya Anggota Bursa (AB) sebagai Wajib Pungut.

Namun demikian, Investor ritel saham dalam negeri menolak mentah-mentah kebijakan pemerintah ini. Penolakan ini tak hanya disampaikan melalui akun media sosial di Twitter dan Instagram, namun juga berupa petisi. Salah satunya dibuat investor ritel bernama Farissi Frisky.

Petisi ini sendiri ditujukan kepada Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo dan Bursa Efek Indonesia. Dalam petisi tersebut, Farisi mengungkapkan bahwa tahun 2020 ini merupakan kebangkitan dari investor ritel yang ditandai dengan naiknya jumlah investor secara signifikan.

"Akan tetapi, pemerintah bukannya mendukung investor muda ini untuk tumbuh. Malah melihat mereka sebagai peluang untuk menambah pundi-pundi pemerintah melalui biaya materai yang dibebankan untuk setiap trade confirmation yang diterima oleh investor," kata dia dalam petisi tersebut, dikutip Sabtu (19/12/2020).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gojek-Tokopedia IPO, Market Cap di Bawah BBRI & di Atas TLKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular